Selasa, 16 Maret 2010

Gus Dur, Siapa sih sampeyan? Tafsir Teoritik atas Tindakan dan Pernyataan Gusdur

Judul Buku : Gus Dur, Siapa sih sampeyan? Tafsir Teoritik atas Tindakan dan Pernyataan Gusdur
Penulis : Al-Zastrouw Ng.
Penerbit : Erlangga
Tahun Terbit : 1999
Tebal : 290 Halaman

Resensi buku ini kami ambil dari buku populer karangan Al-Zastrouw Ng.yang mana mengupas tentang tafsir teoritik atas tindakan dan pernyataan Gus Dur.

Apa yang kami tulis disini merupakan garis besar dari buku "Gus Dur Siapa Sih Sampeyan? Tafsir Teoritik Atas Tindakan dan Pernyataan Gus Dur" untuk lebih dalam mengetahui siapa sebenarnya Gus Dur tentunya harus membaca buku tersebut secara keseluruhan.Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dosen Ushul Fiqh yang telah membimbing dan seluruh pihak - pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan tugas ini. Penulis menyadari bahwa banyak kelemahan yang terdapat pada resensi buku ini, baik menyangkut isi, dan sistematik penulisan. Untuk itu saran-saran serta kritik yang konstruktif senantiasa kami harapkan.

LATAR BELAKANG

Seorang tokoh yang baru saja meninggalkan sejarah bagi bangsa Indonesia adalah KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Sepeninggal beliau banyak tokoh-tokoh besar , politisi, ormas dan masyarakat awam yang memberi kesaksian atas jasa-jasa beliau yang terkenal sebagai tokoh bangsa dari kalangan nahdliyin ( NU ) tersebut. Mulai dari pemikiran-pemikirannya, semangat nasionalismenya, demokrasi, komitmen beragama serta penghormatannya terhadap pluralisme. Padahal dimasa hidupnya beliau terkenal sebagai tokoh yang plin plan, inkonsisten, tidak memiliki sikap yang jelas dan tegas. Mungkin itulah anggapan dari sebagian masyarakat yang belum bisa menyelami secara dalam gagasan-gagasan atau pernyataan-pernyataan dan tindakan-tindakan Gus Dur. Karena itulah orang sering menyebutnya dengan tokoh kontroversial.

Sepeninggal beliau coba kita lihat kembali pernyataan dan tindakan gusdur yang dianggap kontroversial, apakah benar beliau sebagai tokoh yang plin-plan? Untuk menjawab semuanya kita lihat tulisan dari Al-Zastrouw Ng.

RESENSI BUKU

Dugaan-dugaan masyarakat terhadap Gus Dur sebagai seseorang yang kontroversial inilah yang membuat penulis yakni Al-Zastrouw Ng.mengupas lebih dalam lewat penanya dengan harapan masyarakat faham dan tidak terjerembab dengan pernyataan Gus Dur yang kalau dilihat secara kasat mata mencerminkan tokoh yang plin-plan. Lewat tulisannya ini Zastrouw mencoba memberikan pemahaman atas pernyataan gusdur dengan menyelami secara dalam paradigma, kerangka pikir, dan gagasan-gagasan yang ada di balik tindakan dan pernyataan Gus Dur.Terlepas benar atau tidak, buku ini ditulis oleh orang yang sangat dekat dengan gus Dur yang mana selalu mengikuti proses kesejarahan yang dilakukan Gus Dur sehingga keotentikannya sangat tinggi, pasalnya penulis bisa langsung merasakan dan melihat pergumulan yang Gus Dur lakukan bahkan bisa bertanya langsung pada Gus Dur.

Buku ini sangat menarikkarena disertai dengan profil Gus Dur semasa kecil, dewasa sampai tua, mulai dari Gus Dur mengenal musik klasik sampai menggemari menonton film di bioskop, mulai dari SD sampai mengembara dinegeri orang seperti Al-Azhar Mesir, Irak, Eropa, Belanda Dll. Kisah ini yang menurut saya perlu ditauladani yakni semangatnya menempuh ilmu pengetahuan sampai rela berkorban jauh dari tanah kelahiran serta tidak segan-segan Gusdur pada waktu muda bersinggungan dengan organisasi kemahasiswaan yang mengasah otak beliau menyikapi kondisi, situasi politik, sosial, budaya dll. Hingga pada akhirnya gusdur kembali ke Indonesia terjun di dunia pendidikan, kemudian bergelut di NU. Disamping kesibukannya di Nu pada awal kedatangan Gus Dur juga mulai memperluas jaringannya di dunia LSM. Sejak saat itu pikiran-pikiran dan tindakan Gus Dur menjadi sesuatu yang fenomenal di Indonesia. Keberaniannya menentang arus masyarakat yang tidak sesuai dengan gagasannya, komitmennya pada islam, dan nilai-nilai kebangsaan menjadikan Gus Dur sebagai tokoh yang populer, disegani sekaligus dimusuhi dan dicaci .

Cacian dan makian masyarakat juga ditujukan pada awal-awal tumbangnya Presiden Soeharto ( reformasi tahun 1998 ). Pasalnya Gus Dur yang pada waktu itu diplot sebagai tokoh reformasi bersama Mega Wati dan Amien Rais malah bersikap kooperatif dan menerima undangan dari presiden soeharto dan beberapa tokoh kabinet pada waktu itu. Sikap Gus Dur inilah yang disalah tafsirkan oleh masyarakat awam, pasalnya Gus Dur seolah-olah tidak memihak reformasi dan malah melindungi keluarga cendana beserta kroni-kroninya. Dalam buku inilah kita akan tahu apa alasan Gus Dur bertindak seperti itu.

Klimaks dari buku ini terletak di bab ketiga dimana pernyataan yang mengejutkan dikeluarkan oleh Gus Dur, pernyataan tersebut dilansir oleh beberapa media masa pada pertengahan Oktober tahun 1998.Gus Dur mengatakan bahwa pihaknya sudah mengetahui dalang beserta motif aksi pembunuhan yang diLakukan di Banyuwangi dan sejumlah daerah lainnya. "Dalangnya kami sudah tahu. Motifnya, dengan memancing kemarahan warga NU mereka ingin menciptakan stabilitas nasional yang pada akhirnya pemilu tidak dapat dilaksanakan sesuai rencana, " Selanjutnya Gus Dur memberikan inisial ES sebagai dalang kerusuhan Banyuwangi. Selain itu Gus Dur juga memberikan ciri-ciri lebih lanjut bahwa dalang kerusuhan itu ada dalam Kabinet Reformasi.

Pernyataan Gus Dur tersebut bukan berarti tidak berdasar tetapi justru sesuai data otentik dari Tim Pencari Fakta ( TPF NU ). Data-data TPF NU secara jelas menunjukkan indikasi keterlibatan beberapa aparat pemerintahan dalam beberapa kasus, seperti kasus di Banyuwangi. Tahapan-taapan pembantaian diuraikan secara jelas oleh TPF NU.

Buku ini semakin sempurna karena dilengkapi dengan gagasan Gus Dur tentang demokrasi, agama, masyarakat dan pluralisme. Meski sempurna namun terlalu padatnya gagasan-gagasan yang tersampaikan oleh penulis membuat jenuh bagi pembaca untuk membacanya, terlebih lagi ada beberapa kata-kata asing yang tidak dijelaskan secara langsung membuat kita harus menyiapkan kamus untuk memahaminya. Buku ini ditulis oleh orang yang dekat dengan Gus Dur sehingga keberpihakannya sangat kentara untuk membenarkan segala tindakan , ucapan Gus Dur. Meskipun penulis sendiri telah menulis pernyataan bahwa, penulisan buku ini bukan upaya melakukan pledoi pada siapapun, tidak juga sebagai upaya pembenaran atas berbagai tindakan dan pernyataan Gus Dur. Lebih dari itu, hal ini dimaksudkan untuk memberikan penjelasan pada masyarakat atas beberapa makna yang ada di balik tindakan dan pernyataan Gus Dur.

Meskipun masih ditemui beberapa kelemahan, namun buku ini sangat sukses untuk menjelaskan konsistensi Gus Dur pada prinsip, gagasan, bangsa dibalik Inkonsistennya. penulis berusaha membenarkan analogi Muhammad Sobary yang menyatakan bahwa Gus Dur sebagai penumpang kapal yang dinamis yang selalu menyelamatkan kapal dari bahaya tenggelam. Bila kapal oleng ke kanan maka dengan gesit Gus Dur akan lari ke kiri dan sebaliknya jika kapal oleng kekiri maka dengan gesit Gus Dur akan lari kekanan untuk menjaga keseimbangan sehingga kapal tidak tenggelam.

KESIMPULAN DALAM USHUL FIQH

Bila pemikiran Gus Dur ini ditarik garis lurus dalam masalah Ushul Fiqh maka bisa dijelaskan bahwa pada hakekatnya permasalahan di dunia ini harus didasarkan pada sumber hukum islam yakni Nash ( Al-Qur'an dan Al-Hadist ) maupun Ra'y / rasio ( ijma', qiyas, istihsan dsb ). Sumber hukum inilah yang harus menjadi pedoman dalam bertutur dan bersikap. Hal inilah yang dicontohkan oleh Gus Dur dimana beliau konsisten terhadap agama namun tidak menghindari adanya musyawarah, menggali pikiran, menyusun siasat, dan tak tik dalam menentukan kebijakan berpolitik, bermasyarakat demi kemaslahatan umat ( maslahah mursalah ) seperti apa yang sudah dilakukan dimasa berakhirnya orde baru.

Pemikiran Gus Dur seperti penjelasan dalam Al-Qur,an, dimana ada yang bersifat Kulli ( global ) sehingga perlu penjelasan kusus secara rinci agar yang menerimanya faham apa yang dimaksud oleh Gus Dur. Namun adakalanya pernyataan Gus Dur langsung bisa diterima karena beliau menjelaskan secara Juz'i ( rinci ).

Prinsip Agama
Gus Dur berpendapat bahwa formulasi hukum islam bisa diubah sesuai zamannya, hanya prinsipnya yang tidak bisa diubah. Pikiran Gus Dur ini sejalan dengan para ulama salaf yang menyatakan bahwa "yadurru hukmu ma'a illatihi wujudan wa 'adaman" ( penerapan mengenai ada tidaknya hukum itu tergantung pada alasannya ). Kaidah ini menjelaskan bahwa hukum islam itu tidak kaku tetapi terbuka untuk rakyat.Hukum islam adalah aturan yang bersumber dari ajaran dan nilai-nilai islam untuk menjawab persoalan sosial yang sedang berkembang dimasyarakat. Ibadah mahdlah penting tapi lebih penting adalah ibadah yang memiliki dampak sosial secara lebih luas dan memiliki pengaruh langsung pada kehidupan sosial masyarakat.

Musyawarah dan Masyarakat
Dimasa-masa reformasi Gus Dur melakukan tindakan kontra-produktif. Disebut kontra karena melakukan pendekatan kepada Soeharto disaat masyarakat yang lain ingin menggulingkan Soeharto, namun tindakan ini dia sebut dengan tindakan produktif karena mengajari rakyat agar tidak terjebak politik balas dendam, bisa menahan diri, menggunakan cara yang beradap dan manusiawi dalam berpolitik yaitu musyawarah. Musyawarah inilah yang diajarkan dalam Al-Qur'an surat ayat



Disaat yang lain menginginkan Soeharto diadili, Gus Dur justru memilih menunda dulu menunggu sistem barjalan bersih dan stabil. Gus Dur memilih menjaga keutuhan bangsa dan meminimalkan korban karena benturan kepentingan. Hal ini sesuai dengan kaidah fiqhiyyah yang menyatakan Irtikaabu 'ala al-dharuraini wajibun ( mengambil resiko yang lebih ringan dari dua buah resiko hukumnya wajib ). Gus Dur bralasan percuma mengadili Gus Dur disaat pemerintahan belum stabil, Gus Dur memilih menyiapkan struktur pengadilan yang kokoh dan berani mengadili Soeharto.


Pluralisme
Penghormatan Gus Dur terhadap pluralisme termasuk dengan keberagaman agama patut diacungi jempol pasalnya penghormatan dan toleransi ini juga diajarkan dalam Al-Qur'an surat Al-Kafirun ayat 6 :

Artinya: " Untukmu agamamu untukku agamaku. "

dan sesuai hukum saad dzari'ah ( bersifat larangan ), yaitu surat Al-An'am ayat 6 :

Artinya : " Dan janganlah kamu memaki sembahan -sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. "

Dari ayat ini bisa ditarik kesimpulan bahwa Allah tidak melarang mencacai berhala, tetapi ayat ini melarang kaum muslimin mencaci dan menghina berhala, karena larangan ini dapat menutup pintu menuju kearah tindakan orang-orang musyrik mencaci dan memaki Allah SWT. secara melampaui batas. Hal ini dilakukan untuk mencapai kemaslahatan dan menjauhkan dari kerusakan atau pertikaian antar umat beragama. Justru toleransi beragama ini akan membuat orang-orang non muslim simpati akan islam yang senantiasa menjunjung hak asasi manusia.

I'jaz Dan Mu'jizat Al-Qur'an

PENGERTIAN I'JAZ AL-QURAN DAN MU'JIZAT ALQUR'AN

Sebelum memberi pengertian i'jaz al-qur'an dan mu'jizat al-quran yang merupakan kata majemuk ( idhofah ), alangkah lebih baiknya kita fahami dulu i'jaz dan mu'jizah.
I'jaz merupakan bentuk masdhar ( nominal noun ) dari bentuk fi'il a'jaza - yu'jizu - i'jaz - mu'jiz yang berarti lemah ( dho'if ). Secara bahasa a'jaza atau i'jaz berarti melemahkan atau menjadikan sesuatu menjadi lemah / tidak mampu. Sedangkan secara istilah ( terminologi ), i'jaz adalah : Pembuktian kebenaran Nabi saw dalam menyampaikan ajaran / risalah dan pembuktian ketidakmampuan orang arab menandingi mu'jizat yang abadi ( al-quran ) dan orang - orang sesudahnya juga tidak mampu.
Sementara mu'jizat, dalam KBBI berarti : kejadian ajaib yang sukar dijangkau oleh kemampuan akal manusia. dalam kamus almunjid yang disusun oleh al-ma'luf menyatakan bahwa mu'jizah adalah sesuatu hal luar biasa yang melemhkan sesuatuuntuk mendatangkan yang serupa.
Djalal al-Din al-Suyuthi menyatakan ada beberapa unsur dalam mu'jizah yaitu :
1.Sesuatu atau peristiwa luar biasa
2.terjadi atau dipaparkan oleh Nabi
3.Mengandung tantangan terhadap yang meragukan kenabian
4.tantangan tersebut tidak mampu atau gagal dilayani
Jadi, i'jaz al-Qur'an adalah kemampuan yang dimiliki al-quran untuk membuktikan kenabian Muhammad saw dan melemahkan penantangnya dalam membuat hal yang serupa.Sedangkan Mu'jizah al-Quran adalah sesuatu hal luar biasa yang dimiliki al-Qur'an untuk membuktikan kenabian Muhammad saw dan tidak dapat ditandingi dengan hal serupa atau bukti-bukti pengokohan al-qur'an sebagai risalah dari Allah swt. kepada nabi Muhammad dan sesuatu yang melemahkan berbagai tantangan untuk penciptaan karya sejenisnya.

KONSEP MU'JIZAT DALAM AL-QUR'AN

Sejak turunnya, Al-qur'an telah berlaku sebagai mu'jizat bagi kenabian Muhammad saw yang berisi kalam Tuhan, selain itu mu'jizat bagi dirinya sendiri ( dzatih ) untuk membuktikan dirinya berasal dari allah sekaligus informasi-informasinya.Tentang kemu'jizatan al-Quran , golongan mu'tazilah berpendapat bahwa kei'jazan al-Qur'an mencakup keseluruhan, bukan hanya sebagian atau setiap suratnya secara lengkap. Sementara sebagian ulama' berpendapat bahwa kei'jazan al-qur'an mencakup sebagian kecil dari al-Qur'an tanpa harus satu surat penuh. Sedangkan ulama' lain berpendapat bahwa kei'jazan al-Qur'an cukup dengan satu surat lengkap sekalipun pendek atau satu ayat atau beberapa ayat.( Supiana M.ag-M.Kaiman M.ag :223 ).

Dalam konsep mu'jizat ini akan dibahas bagaimana al-Qur'an berbicara tentang mu'jizat bagi al-Qur'an itu sendiri. Di dalam al-Qur'an dapat ditemukan kata bentukan 'ajaza menjadi a'jaztu, tu'jiza, nu'jizahu, liyu'jizahu, yu'jizuun, 'ajuz, 'ajuzan, a'jazu, mu'ajizin, bi mu'jizin, mu'jizi, mu'jizin. Dari sekian bentuk tersebut maka mu'jizat sebagaimana definisi terminologis diatas tidak ditunjukkan dalam ayat-ayat tersebut tetapi mempunyai nilai lain seperti melepaskan diri. ( Qs.al-Ankabut:22). Dengan demikian, sekian ayat al-Qur'an yang mengandung kata derivikasi 'ajaza tidak secara jelas menunjukkan pengertian mu'jizat seperti uraian diatas. Akan tetapi bahasa al-Qur,an untuk mu'jizat ditunjukkan dengan kata lain, seperti ayah, burhan, banyyinah dan sulthan.
-ayah terdapat pada : Qs.al-anbiya': 5 , al-A'raf : 106 ,
-banyyinah terdapat pada : Qs. al-A'raf : 105 , Qs. Hud : 53
-burhan terdapat pada : Qs. al-Nisa':174 ,
-sulthan terdapat pada : Qs.Hud:96, Qs.Ibrahim:10, Qs. al-Dhukan:30 ( Uun yusufa, 2007:99 )

Tantangan al-Qur'an terdapat pada ayat - ayat tahaddi ( tantangan )
Ayat - ayat tahaddi :
1.Al-Qur'an menantang untuk membuat sesuatu yang serupa dengan al-Qur'an ( secara keseluruhan )
Qs.al-Isra':88

Artinya: katakanlah, "sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa al-qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain".

Qs. al-Thur 33-34

Artinya: Ataukah mereka mengatakan, " Dia Muhammad membuat-buatnya". Sebenarnya mereka tidak beriman. maka mereka hendaklah mendatangkan kalimat yang semisal al-Qur'an itu jika mereka orang-orang yang benar.

2.Al-Qur'an menantang untuk membuat sesuatu yang serupa dengan sepuluh surat dari al-Qur'an.
Qs.Hud : 13

Artinya: bahkan mereka mengatakan " Muhammad telah membuat-buat al-qur'an itu". katakanlah " (katakanlah),maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang serupa , dan panggilah orang-orang yang kamu sanggup ( memanggilnya) selain allah, Jika kamu memang oarang yang benar.

3.al-Qur'an menantang untuk membuat sesuatu yang serupa sengan satu surat dari al-Qur'an.
Qs. al-baqarah : 23

Artinya : Dan jika kamu tetap dalam keraguan tentang al-Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami ( Muhammad ), buatlah satu surat (saja) yang semisal dengan al-Qur'an dan ajakkalah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yag benar.

Qs.Yunus : 38

artinya : Atau ( patutkah ) mereka mengatakan " Muhammad membuat-buatnya",Katakanlah kalu benar apa yang kamu katakan itu maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah sispa-siapa yang dapat kamu panggil ( untuk membuatnya ) selain allah, jika kamu orang-orang yag benar.

Ayat - ayat tahaddi ditujukan kepada:
1.Orang-orang yang hidup pada saat al-Qur'an turun khususnya bangsa arab.
2.orang-orang yang beriman, untuk meneguhkan keyakinannya.
3.Orang-orang yang mengatakan bahwa al-Qur'an dibuat-buat Muhammad.
4.Siapapun yang mengetahui al-Qur'an baik manusia maupun jin.

FUNGSI MU'JIZAT AL-QUR'AN

1.Bukti kerasulan nabi muhammad saw.
Mu'jizat al-Qur'an sebagai bukti nubuwwah ( pembenaran kerasulan ) dan bayyinah (ajaran-ajaran yang dibawanya).
2.Bukti kebenaran Al-Qur'an.
Mu'jizat al-Qur'an membuktikan kevalidan dan otoritas al-Qur'an sebagai sumber utama dalam syari'at islam.
3.Meneguhkan keimanan.
Menambah keimanan terhadap al-Qur'an, karena kitab ini tidak dapat ditandingi dan selalu dikaji sepanjang masa.

SEGI-SEGI I'JAZ AL-QUR'AN

Al-Qur'an merupakan mu'jizat yang bersifat aqliyyah ( akal/pemikiran ), bersifat immaterial, logis dan dapat dibuktikan sepanjang masa. Bukan mu'jizat yang bersifat hissiyah ( bisa ditangkap oleh indra manusia ). Oleh karena bersifat aqliyyah maka dapat megantarkan pada pembahasan segi-segi mu'jizat al-Qur'an yang dapat dicapai dengan akal dan dapat dibuktikan sepanjang masa.
Seperti dikutip Na'im al-Himsyi, 'Abd al-Halim Bahlaq, ada 6 segi i'jaz al-Qur'an :
1.Segi balaqhah
2.Kabar Ghayb
3.Tasyri'
4.Segi keilmuan
5.Hukum-hukum
6.Pengaruh bagi pembacanya

Secara umum dapat dipetakan bahwa mu'jizat al-Qur'an meliputi segi-segi :
1.Segi Kebahasaan

a.Keseimbangan dalam pemakaian kata
-Keseimbangan kata dengan jumlah antonimnya :
al-hayy (hidup) dan al-mawt (mati) sebanyak 145 X
al-naf' (manfaat) dan al-madharah (mudarat) sebanyak 50 X
al-har (panas) dan al-badr (dingin) sebanyak 4 X
-Keseimbangan kata dengan jumlah sinonimnya :
al-harts dan al-zi'arah (membajak/bertani) sebanyak 14 X
al-zhahr dan 'alaniyyah (nyata/tidak nyata) sebanyak 16 X
-Keseimbangan jumlahantara suku kata dengan kata lain yang menunjuk pada akibatnya
al-infaq dg al-ridha sebanyak 73 X
al-bukhl (kikir) dengan al-khasyarah (penyesalan), al-fasyah (keji) dgn al-ghadzab (murka) sebanyak 26 X
-Keseimbangan antara jumlah kata dengan kata penyebabnya
al-israf (pemborosan) dengan al-sur'ah (ketergesa-gesaan), al-asra' (tawanan) dengan al-harb (perang), al-salam dengan al-thayyibah (kebajikan) sebanyak 10 X
-keseimbangan lain yang bersifat khusus.
yawm sebanyak 365 X = jumlah hari dalam setahun
ayyam, yawmayn sebanyak 30 X = jumlah hari dalam sebulan
syahr sebanyak 12 x = jumlah bulan dalam setahun
rasul, nabiy, basyir, nadir sebanyak 518 = jumlah nabi dan rasul pembawa risalah Tuhan

b.Pemakaian huruf yang menjadi pembuka surat, huruf dalam suratnya selalu habis dibagi 19 sama dengan jumlah huruf dalam basmallah.

c.Keindahan susunan kata dan pola-pola kalimatnya.
Al-qur'an menggunakanbahasa yang cukup mudah, fasih, dan indah susunan katanya serta bebas dari tanafur ( tidak ada kesesuaian) dan ta'qid (rumit dan sulit).( Supiana M.ag-M.Kaiman M.ag 2002:225 ).

2.Kemu'jizatan dari segi pemberitaan
a.Pemberitaan kisah-kisah masa lampau (ghuyub al-madhiyah)
Seperti kisah nabi dan rasul bersama umat mereka ( Qs.hud : 49 )
b.Pemberitaan kisah-kisah masa kini
Seperti informasi Allah dan sifat-sifatNya, malikat, jin, setan, orang-orang munafiq ( Qs.al-Tawbat : 107 )
c.pemberitaan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa datang
Seperti kemenangan orang-orang islam terhadap kaum quraisy. ayat ini diturunkan semasa Nabi saw. masih tinggal di Mekkah. Informasi tentang hari akhir, surga maupun neraka.

3.Kemu'jizatan isyarat-isyarat keilmuan
Al-Qur'an berisi ilustrasi ajaran-ajaran yang mengarah pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan semangatnya memberi motivasi kepada manusia untuk berfikir. Semua persoalan atau kaidah ilmu pengetahuan yang tlah mantap merupakan manifestasi dari kegiatan berfikir yang dianjurkan al-Qur'an.
Adapun beberapa ilmu pengetahuan yang disinggung al-Qur'an diantaranya fisika, kimia, biologi, biografi, farmasi, biologi, astronomi, geologi, psikologi, sosiologi, riset, demografi, ekonomi, perdagangan dll.

Pada hakikatnya, Qur'an itu mu,jizat dengan segala makna yang dibawakan dan dikandung oleh lafadz-lafadznya. Satu huruf merupakan mu'jizat bagi satu kata, satu kata merupakan mu'jizat bagi satu kalimat dan seterusnya (Manna khalil al-Qattan 2004 :377),yang senantiasa berkembang sesuai dengan pendekatan dan alat bantu untuk menelitinya sepanjang masa.

SEJARAH MU'JIZAT AL-QUR'AN

Ketika al-Qur'an diturunkan pertama kali dalam bahasa Arab maka yang yang paling otoritatif untuk menandingi adalah masyarakat Arab yang mana pada waktu itu dikenal memiliki tradisi yang kuat dan kaya dalam bidang bahasa-sastra berupa syair (syi'ir) dan prosa (natsr) terutama dengan tradisi sastra kuno. Namun dalam kenyataan sejarah tidak ditemukan karya-karya yang mampu menandingi al-Qur'an dari bangsa dan bahasa apapun termasuk bangsa arab. Ketidakmampuan manusia menandingi al-Qur'an tersebut merupakan bentuk awal dari kemu'jizatan al-Qur'an. Kalupun dilihat dari sisi kualitas sebagai kalam Allah dan sisi batasan minimal dalam ayat-ayat tahaddi, maka al-Qur'an telah berlaku sebagai mu'jizat sejak awal turunnya.
Pada masa Rasulullah telah muncul usaha menandingi al-Qur'an dari ahli syair yang masih kafir diantaranya adalah Musaylamah al-Kadzab ( orang dari yaman ) yang mengaku sebagai nabi.
Selain Musaylamah, orang kristen pernah membuat surat untuk menandingi surat al-fatihah :

dengan demikian, pada masa-masa awal perkembangan islam, mu'jizat al-Qur'an ditandai dengan pernyataan tantangan dari al-Qur'an itu sendiri, upaya tandingan dari orang arab, dan ketidakmampuan menandinginya.

PENUTUP

KESIMPULAN

1.I'jaz al-Qur'an adalah kemampuan yang dimiliki al-quran untuk membuktikan kenabian Muhammad saw dan melemahkan penantangnya dalam membuat hal yang serupa.Sedangkan Mu'jizat al-Quran adalah sesuatu hal luar biasa yang dimiliki al-Qur'an untuk membuktikan kenabian Muhammad saw dan tidak dapat ditandingi dengan hal serupa atau bukti-bukti pengokohan al-qur'an sebagai risalah dari Allah swt. kepada nabi Muhammad dan sesuatu yang melemahkan berbagai tantangan untuk penciptaan karya sejenisnya.
2.Konsep mu'jizat al-Qur'an berbicara tentang bagaimana al-Qur'an berbicara tentang mu'jizat bagi al-Qur'an itu sendiri. Selain ditunjukkan dengan pemakaian derivikasi 'ajaza juga menggunakan kata-kata lain seperti ayah, burhan, banyyinah, sulthan. Kemu'jizatan al-Qur'an banyak disandarkan pada ayat-ayat tahaddi.
3.Mu'jizat al-Qur'an berfungsi sebagai bukti kerasulan nabi muhammad saw, bukti kebenaran Al-Qur'an, dan meneguhkan keimanan.
4.Segi-segi kemu'jizatan al-Qur'an meliputi segi kebahasaan, segi pemberitaan, dan isyarat-isyarat keilmuan serta segi-segi lainnya yang senantiasa berkembang sesuai dengan pendekatan dan alat bantu untuk menelitinya sepanjang masa.
5.Dari awal turunnya al-Qur'an telah muncul usaha menandingi al-Qur'an dari ahli syair yang masih kafir diantaranya adalah Musaylamah al-Kadzab ( orang dari yaman ) yang mengaku sebagai nabi dan orang kristen lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

al-Qattan manna Studi ilmu-ilmu al-Qur'an , Bogor : Pustaka Litera Antar Nusa, 2004
Kaiman,M.M.ag, Supiana, M.ag, Ulumul Qur'an dan Pengenalan Metodologi Tafsir , Bandung : 2002
Yusufa Uun, M.A , Ulumul Qur'an Buku Ajar Bagian Satu , Trenggalaek : 2007


Evaluasi Dalam Pendidikan Islam

1.PENGERTIAN EVALUASI

a.Secara Etimologi
Evaluasi berasal dari bahasa Inggris : Evolution akar kata value yang berarti nilai atau harga.Nilai dalam bahasa arab disebut al-Qimah atau al-Taqdir. Dengan demikian secara harfiah evaluasi pendidikan ( al-Taqdir al-Tarbawiy ) dapat diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.( Prof.Dr.H.Ramayulis :2006:221).

b.Secara Terminologi
Para ahli mendifinisikan evaluasi sebagai berikut :
-Edwin Wandt : evaluasi mengandung pengertian suatu tindakan atau proses dalam menentukan nilai sesuatu
-M. Chabib Thoha : evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.

Menurut Lembaga Pendidikan Administrasi Negara, batasan evaluasi pendidikan adalah :
-Proses atau kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah ditemukan
-Usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik (feed Back) bagi penyempurnaan pendidikan.
Berarti evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai.

Proses evaluasi menurut Cronbach dan Stufrleben, bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi lebih digunakan untuk membuat keputusan.Dalam prosesnya mengandung makna :
-pengukuran (measurement) : suatau proses untuk memperoleh gambaran berupa angka dan tingkat ciri yang dimiliki individu.
-Penilaian (evaluation) : merupakan suatu proses mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpritasi informasi guna menentukan keluasan pencapaian tujuan oleh individu..( Prof.Dr.H.Ramayulis :2006:221)

Sementara,Evaluasi dalam pendidikan islam merupakan cara penilaian terhadap tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komprehensif dari seluruh aspek-aspek kehidupan mental-psikologis dan spiritual-religius, karena manusia bukan saja sosok pribadi yang tidak hanya bersikap religius melainkan juga berilmu dan berbakti kepada tuhan dan masyarakatnya.

Sasaran evaluasi menurut M arifin secara garis besar ada empat kemampuan dasar anak didik, Yaitu
-Sikap dan pengalaman pribadinya, hubungan dengan Tuhan
-Sikap dan pengalaman dirinya,hubungan dengan masyarakat
-Sikap dan pengalaman hidupnya,hubungan dengan alam sekitar
-Sikap dan pandangannya terhadap dirinya sendiri selaku hamba Allah dan selaku anggota masyarakatnya, serta selaku khalifah di muka bumi.

Keempat kemampuan dasar tersebut dijabarkan dalam klasifikasi kemampuan teknis :
-Sejauh mana loyalitas dan kesungguhan untuk mengabdikan dirinya kepada Tuhan dengan indikasi-indikasi lahiriyah berupa tingkah laku yang mencerminkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah.
-Sejauh mana menerapkan nilai-nilai agama dan kegiatan hidup bermasyarakat
-Bagaimana ia berusaha mengelola dan memelihara serta menyesuaikan dirinya dengan alam sekitar
-Bagaimana dan sejauh mana ia sebagai seorang muslim memandang dirinya sendiri (self concept) dalam berperan sebagai hamba Allah dalam menghadapi kenyataan bermasyarakat yang beranekaragambudaya dan suku serta agama.( M.Arifin,M.Ed :2003:162)

2.MANFAAT EVALUASI

Evaluasi mempunyai manfaat bagi berbagai pihak. Evaluasi hasil belajar siswa bermakna bagi semua komponen dalam proses pengajaran
a.Manfaat Bagi Siswa
Hasil evaluasi memberikan informasi tentang sejauh mana ia telah menguasai bahan pelajaran yang disajikan guru. Dengan informasi ini siswa dapat mengambil langkah-langkah yang sesuai. Jika hasil tidak memuaskan harus lebih giat lagi belajar dan mencari upaya untuk menutup kekurangannya. Sementara jika hasilnya memuaskan,, siswa terdoronguntuk mengulangi atau bahkan memperbaiki hasilnya supaya dapat memperoleh hasil yang serupa atau lebih baik lagi.
b.Manfaat Bagi Guru
Hasil evaluasi memberikan petunjuk bagi guru mengenai keadaan siswa, materi pengajaran, dan metode pengajarnya.
c.Manfaat Bagi Pembimbing
Upaya bimbingan lebih terarah tujuannya apabila ditunjang informasi yang akurat tentang keadaan siswa,baik dari segi intelektualnya maupun dari segi emosionalnya.
d.Manfaat Bagi Sekolah
Kondisi belajar yang diciptakan sekolah diperoleh melalui evaluasi. Hasil evaluasi dipakai sekolah utuk mengintrospeksi diri sejauh mana sekolah membantu terselenggaranya pengajaran dengan baik, dengan mengevaluasi kondisi yang berhubungan dengan siswa, guru, orang tua dan sebagainya.
e.Manfaat Bagi Orang tua
Berupaya meningkatkan kemajuan anaknya. (Dra.Hj.Nur Uhbiyati:1996:136)

3.FUNGSI EVALUASI

Ramayulis dalam buku "ilmu pendidikan dalam prespektif islam" menyebutkan fungsi evaluasi diantaranya:
a.Mengetahui peserta didik yang terpandai dan terbodoh dikelasnya
b.Untuk mengetahui apakah bahan yang telah diajarkan sudah dimiliki peserta didik atau belum
c.Mendorong persaingan yang sehat antara peserta didik
d.Untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan peserta didik setelah mengalami didikan dan ajaran
e.Mengetahui tepat tidaknya guru memilih bahan, metode,dan berbagai penyesuaian dalam kelas.
f.sebagai laporan terhadap orang tua dalam bentuk rapor dsb

Sementara Dra.Hj.Nur Uhbiyati memaparkan fungsi evaluasi yang merupakan tindak lanjut dari data-data yang akurat hasil evaluasi , yaitu :
a.Penempatan yang tepat
b.Pemberian umpan balik
c.Diagnosis kesulitan belajar
d.penentuan kelulusan


4.PRINSIP EVALUASI
a.Prinsip Umum
-Valid : Evaluasi mengukur apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan jenis tes yang terpercaya, artinya ada kesesuaian alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran
-Berorientasi pada Kompetisi : Memiliki pencapaian kompetisi peserta didik meliputi seperangkat pengetahuan, sikap ketrampilan dan nilai yang refleksi dalam kebiasaan berfikir dan bertindak
-Berkelanjutan : Dilakukan terus menerus dari waktu kewaktu untuk mengetahui perkembangan peserta didik
-Menyeluruh : Mencakup aspek kognitif, afektif, psikomotorik dan meliputi seluruh materi ajar serta berdasarkan pada strategi dan prosedur penilaian.
-Bermakna : Mempunyai makna yang signifikan bagi semua fihak
-Adil dan Obyekrif : Mempertimbangkan rasa keadilan bagi peserta didik dan obyekfifitas pendidik
-Terbuka: tanpa ada rekayasa atau sembunyi-sembunyi
-Iklas : niatan dalam rangka efisiensi tercapainya tujuan pendidikan, dan untuk kepentingan siswa
-Praktis : hemat waktu, biaya, tenaga, mudah menskor dan mengolahnya, mudah diadministrasikan serta mudah ditafsirkan
-Dicatat dan Akurat.
b.Prinsip Khusus
-Adanya jenis penilaian yang digunakan memungkinkan peserta didik menunjukkan kemampuan hasil belajar yang maksimal
-Setiap guru harus mampu melaksanakan prosedur penilaian, pencatatan secara tepat prestasi dan hasil belajar yang dicapai peserta didik ..( Prof.Dr.H.Ramayulis :2006:225)

5.JENIS-JENIS EVALUASI
a.Evaluasi Penempatan ( placement test )
Disajikan pada awal tahun pelajaran untuk mengukur kesiapan siswa dan mengetahui tingkat pengetahuan yang telah dicapai sehubungan dengan pelajaran yang disajikan. Nantinya siswa bisa ditempatkan pada kelompok sesuai dengan pengetahuannya.
b.Evaluasi Formatif
Disajikan di tengah program pengajaran untuk memantau ( monitor ) kemajuan belajar siswa. Tes ini dapat mengetahui apa yang masih belum dikuasai sehingga dapat mengupayakan perbaikan.
c.Evaluasi Diagnosrik
Bertujuan mendiagnosa kesulitan belajar, sehingga terlebih dahulu diketahui bagian mana dari pelajaran yang memberikan kesulitan bagi siswa. Sehingga pendidik bisa membuat soal-soal yang memusat pada bagian tadi.
d.Evaluasi Sumatif
Diberikan pada akhir tahun ajaran atau akhir suatu jenjang pendidikan yang meliputi semua bahan yang telah disajikan. Biasanya tes ini menjadi dasar penentuan kelulusan dan pemberian sertifikat tertentu. (Dra.Hj.Nur Uhbiyati:1996:139)

6.LANGKAH-LANGKAH PENILAIAN
Secara umum proses pengembangan penyajian dan pemanfaatan evaluasi belajar dapat digambatkan dalam langkah-langkah berikut :
a.Penentuan tujuan evaluasi
b.Penyusunan kisi-kisi soal
c.Telaah atau review dan revisi soal
d.Uji coba atau try out
e.Penyusunan soal
f.Penyajian tes
g.Scorsing
h.Pengolahan hasil tes
i.Pelaporan hasil tes
j.Pemanfaatan hasil tes .( Prof.Dr.H.Ramayulis :2006:232)


7.EVALUASI YANG DITERAPKAN ALLOH
Ada 3 tujuan pedagogis sistem evaluasi Tuhan terhadap perbuatan manusia
-Menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai macam problema
-Mengetahui sejauh mana hasil pendidikan wahyu yang telah diterapkan Rasululloh terhadap umatnya
-Menentukan klasifikasi tingkat-tingkat hidup keislaman atau keimanan manusia.

Contoh : Ujian atau tes yang berat kepada Nabi Ibrahim, Alloh memerintahkan beliau untuk menyembelih anaknya, Ismail yang amat dicintai. Tujuannya untuk mengetahui kadar keimanan dan ketakwaan serta ketaatannya kepada Alloh.

Artinya : Tatkala keduanya telah berserah diri dan ibrahim membaringkan anknya atas pelipisnya (nyatalah kesabaran keduanya), sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. (Qs.As-shaffat : 107-107 )

Sasaran evaluasi Tuhan kepada Nabi jika dilihat dari taksonomi Benjamin S.Bloon, maka :
-Evaluasi Tuhan menitikberatkan pada sikap, perasaan, dan pengetahuan manusia seperti keimanan dan kekafiran (kognitif-afektif)
-Evaluasi nabi lebih menitikberatkan pada kemampuan dan kesediaan manusia mengamalkan ajarannya. (Dra.Hj.Nur Uhbiyati:1996:145)

PENUTUP

KESIMPULAN
-Evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktivitas secara spontan dan incidental melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terncana, sistemati, dan berdasarkan atas tujuan yang jelas.
-Evaluasi bermanfaat bagi berbagai pihak baik bagi peserta didik, pendidik, pembimbing, sekolah dan orang tua
-Jenis evaluasi meliputi evaluasi penempatan, evaluasi formatif, evaluasi diagnosstik dan evaluasi sumatif
-Tuhan mempunyai evaluasi pedagogis dalam mengevaluasi manusia.

DAFTAR PUSTAKA

-Ramayulis, Prof.Dr.H. 2006, Ilmu Pendidikan Dalam Prespektif Islam. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya
-M.Arifin,M.Ed.Prof.H 2003, Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan teoritis Dan praktis berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Jakarta :Bumi Akasara
-Nur Uhbiyati, Dra.Hj.1996. Ilmu pendidikan Islam. Bandung:CV.Pustaka Setia

Rabi'ah Al-Adawiyah

Penelusuran Mahabbah Menurut Rabi'ah Al-Adawiyah

Riwayat Hidup dan Selintas Kota Bashrah

Rabi`ah al-`Adawiyyah (selanjutnya disebut Rabi`ah) diperkirakan lahir pada tahun 95 H/713 M dan wafat 185 H/801 M. Tentang tahun kelahirannya ada sumber yang menyebutkan berbeda. Menurut Ibrahim Zaki Khursyid dkk., bersamaan dengan Hasan Bashri mengawali halaqah atau majlis ta`limnya.
Nama panjang beliau Ummul Khayr binti Ismail Rabi’al al-Adawiyyah al-Basriyyah.

Beliau dilahirkan di suatu perkampungan di luar Bashrah (Irak). Disebut al-Bashriyyah, sebab mengacu kelahiran dan kelamaan tinggalnya di kota Bashrah, hingga wafatnya. Kedua orang tuanya dari keluarga fakir dan sudah meninggal saat Rabi`ah muda. Tak ada data akurat umur Rabi`ah, saat kedua orang tuanya wafat.
Menjelang dan lahirnya Rabi`ah serta masa kanak-kanaknya, kota Bashrah sedang dalam keadaan kelaparan dan kekacauan, baik dari segi ekonomi maupun sosio-politik. Dikisahkan kota Bashrah telah cukup lama dikuasai oleh pasukan Islam pada masa Khalifah `Umar bin al Khattab (memerintah 634 - 644 M). Sudah lama Bashrah merupakan kota pelabuhan yang ramai dan makmur di Teluk Persia. Karena Bashrah merupakan tempat pertemuan beberapa ras dan suku bangsa. Oleh karena itu, terdapatlah akulturasi dan perbenturan banyak aliran pemikiran dan keyakinan.
Bashrah memang merupakan sebuah kota yang telah beberapa kali terkait dengan peristiwa besar. Sebelum terjadi perang Jamal, 36 H/657 M, `Aisyah, Thalhah bin `Ubaydillah dan Zubayr bin `Awwam telah pergi terlebih dahulu ke al-Kharibat, dekat Bashrah untuk mempersiapkan bala tentaranya. Persaingan dan pertentangan di kota Bashrah semakin diramaikan oleh keberadaan markas orang-orang Khawarij, di Batha`ih, dekat Bashrah. Masa awal Khawarij dikenal sebagai pemberontak dan pengacau, termasuk di daerah Bashrah. Bashrah juga pernah didatangi oleh `Abdullah bin Saba’ yang memprogandakan konsepsi `al-washiyah` dari Nabi Muhammad SAW. kepada `Ali bin Abu Thalib, sampai ada issue, bahwa pada diri `Ali bin Abu Thalib ada unsur ketuhanan dan sekaligus Tuhan bersatu dengan atau pada diri `Ali bin Abu Thalib dengan jasmaninya.
Saat Walid bin `Abdul Malik menjabat Khalifah VI (86-96 H/705-715 M) pada Daulah Bani Umayyah, dia mengangkat Hujjaj bin Yusuf menjadi Amir (prince) untuk wilayah belahan timur yang berkedudukan di Bashrah. Dan waktu Zahir bin Shasha, gubernur wilayah Sind membebaskan diri dari kekuasaan pusat, Damaskus, maka hal ini menyebabkan kapal dagang dari Cina dan Asia Tenggara sering dicegat dan dirompak, dalam perjalanan menuju Teluk Persia, pintu masuk pelabuhan Bashrah dan Laut Merah Selatan (Aden). Hal ini semakin membuat bencana dan malapetaka bagi kemakmuran dan perdagangan kota Bashrah.
Sulayman bin `Abdul Malik, Khalifah VII (96-99 H/715-17 M) membebaskan seluruh tahanan politik yang sebelumnya ditahan oleh Hujjaj bin Yusuf. Khawarij dan Syi`ah memperoleh kebebasan kembali dan keleluasaan sepak terjang untuk selalu bergerak di bawah tanah. Puncaknya pada pergantian musim panas tahun 717 M ke musim gugur, Khalifah Sulayman bin `Abdul Malik wafat dan diganti `Umar bin `Abdul `Aziz (99- 101 H/717-720 M), Khalifah VIII, yang terkenal dengan program kebijaksanaan al-Tarbi’, pengakuan terhadap 4 (empat) khalifah Rasyidin dan penghentian kutukan dan celaan atau caci maki terhadap `Ali bin Abu Thalib saat khutbah Jum`ah. Hanya `Umar bin `Aziz-lah, Khalifah VIII, yang dikenal shaleh pada Daulah Bani Umayyah. Dia memperbaiki hubungan pemerintah dengan golongan oposisi. Pertimbangannya memperbaiki dan meningkatkan negeri yang berada dalam wilayah Islam, lebih baik daripada menambah perluasan wilayah. Kelonggaran ini menimbulkan ekses yang dimanfaatkan oleh keluarga Bani Hasyim, yang didukung oleh para mawali. Di Kufah, dipimpin oleh Muhammad bin `Ali bin `Abdullah bin `Abbas menyusun gerakan rahasia dan di Khurasan oleh Abu Muslim al-Khurasani. Pada tahun-tahun itulah diperkirakan Rabi`ah lahir, atau masa kecilnya.

Di kota Bashrah sudah mulai ada halaqah, pengajian yang dirintis oleh Hasan Bashri. Tak ditemukan data akurat, Rabi`ah pernah mengikuti halaqah tersebut dan berguru kepada seorang syaikh atau seorang guru. Namun menurut A. J. Arberry, dia murid tokoh zahid, yaitu Abu Sulayman ad Darani. Boleh jadi, waktunya habis untuk mencari nafkah dengan menyeberangkan orang, atau kalau tidak, ‘uzlah sendirian di mushalla. Sebab meski orang tua Rabi`ah fakir, pendidikan agama pada keluarga itu sangat dipentingkan. Rabi`ah telah terbiasa terdidik dengan akhlak mulia. Sejak kecil Rabi`ah selalu ikut kegiatan ibadah orang tuanya, baik itu ibadah mahdlah atau hanya sekedar membaca al-Qur’an dan berzikir.
Sesudah wafatnya `Umar bin `Abdul `Aziz, kota Bashrah mengalami kesulitan dan bencana alam, hingga mengakibatkan kelaparan sebagian besar penduduk Bashrah. Ini diperparah oleh pencurian dan perampokan. Bashrah memang sering tidak aman. Lebih-lebih menjelang keruntuhan Daulah Bani Umayyah. Banyak kekacauan dan bencana yang disulut orang-orang Syi`ah, Khawarij dan anak keturunan `Abbas, paman Nabi. Pada perempat pertama adad II H, Daulah Bani Umayyah kehabisan akal untuk mengatasi kekacauan. Keadaan tersebut makin diperparah, ketika Bashrah dilanda kemarau panjang selama setahun dan berkembang menjadi bencana kelaparan yang amat hebat. Akibat lebih buruknya bagi Rabi`ah yang miskin, terpisah dengan saudara-saudaranya.
Ada beberapa versi tentang keadaan setelah orang tua Rabi`ah meninggal dunia. Di antaranya, menurut Muhammad Atiyah Khamis, dia jatuh ke tangan perampok karena dihadang segerombolan penyamun, kemudian dijual dengan harga yang sangat murah, dengan 6 (enam) dirham, kepada keluarga Atik.
Kebengisan tuannya yang membuat Rabi`ah tidak bebas, menambah beban tenaga kala siang. Tapi dia tetap tegar dan kuat berpuasa. Malamnya banyak dihabiskan untuk berzikir dan berdoa kepada Allah, usai shalat malam. Hingga secara kebetulan tuannya itu melihat Rabi`ah sedang sujud dan berdoa. Tuannya melihat ada sinar di atas kepala Rabi`ah dan menerangi kamarnya. Dia ketakutan dan tidak bisa tidur sampai pagi. Esoknya, dia membebaskan Rabi`ah.

Tak ada sumber yang akurat dapat membantu untuk mengungkapkan kejadian tersebut. Menurut Abdul Mun`im Qandil, setelah berkali-kali shalat istikharah dan minta fatwa ulama, Rabi`ah menyanyi dengan iringan seruling pada majlis zikir dan malamnya dihabiskan untuk berzikir, bertasbih dan membaca al-Qur’an serta shalat tahajjud. Tak ada keterangan sampai kapan dia menyanyi. Itupun masih diperselisihkan. Rabi`ah tidak pernah kawin, sungguh pun setidaknya ada 2 (dua) orang yang sudah pernah melamarnya untuk berumah tangga.

Suatu saat Rabi`ah sakit dan disarankan berdoa agar Allah menyembuhkan. Rabi`ah menjawab, jika Allah bermaksud mengujiku dengan penyakit ini, mengapa aku harus berpura-pura tidak tahu atas kehendak-Nya? Jadi, jangankan berobat, berdoa untuk kesembuhan saja dia tidak mau. Di hari lain seorang lelaki mendatangi Rabi`ah dan mengadukan perbuatan buruknya. Dia banyak berbuat dosa dan maksiat. Kalau saya bertaubat, apakah Allah akan menerima taubatku? Rabi`ah menjawab, “Tidak, tetapi jika Allah berkenan memberi taubat, maka Allah akan menerima taubatnya”. menurut rabiah, taubat hakiki adalah suatu karunia dan taufik dari Allah. Dan taubat itu pemberian Allah, bukannya usaha orang yang berdoa.( http:www.oaseislam.com)

Pengertian dan Beberapa Batasan tentang al-Mahabbah (al-Hubb)

Secara bahasa al-mahabbah diartikan mayl al-thab` ilaa al-syay’ al-laadzdz atau suatu kecenderungan terhadap sesuatu yang melezatkan/ mengenakkan.
Menurut al-Qusyayri al-mahabbah/al-hubb diambil dari kata habab (gelembung air) yang selalu di atas air, karena cinta merupakan puncak segalanya dalam hati. Juga merupakan sesuatu yang melambung di atas air ketika hujan turun. Di atas cinta ini hati terasa mendidih dan semakin meluap saat haus serta berkobar kerinduannya untuk bertemu kekasihnya. Di samping itu, al-hubb diambil dari al-habb, sebagai bentuk jamak kata al-habbah (biji). Sedang biji hati, sebagai sesuatu yang berada dan menetap dalam hati, sehingga al-habb (biji-bijian) dinamakan al-hubb (cinta), karena yang dimaksud adalah tempatnya.
Menurut al-Hujwiri al-mahabbah/al-hubb terambil dari kata al-hibbah, merupakan benih-benih yang jatuh ke bumi di padang pasir. Kata ini ditujukan kepada benih-benih di padang pasir tersebut (al-hibb), karena cinta itu sebagai sumber kehidupan sebagaimana benih-benih itu merupakan asal mula tanaman.
Menurut asy-Syibli cinta itu dinamakan al-mahabbah, karena ia menghapus dari hati, segala sesuatu kecuali yang dicintainya.
Menurut al-Junaid, cinta itu kecenderungan hati. Artinya, hati cenderung kepada Tuhan dan apa yang berhubungan dengan-Nya tanpa dipaksa.
Tokoh lain menambahkan, cinta itu penyesuaian, yaitu kepatuhan atas apa yang diperintahkan oleh Tuhan, menjauhkan apa yang dilarang oleh-Nya dan puas dengan apa yang ditetapkan dan diatur oleh-Nya.
Menurut Ibn Abd al-Shamad, juga dikutip oleh al-Kalabadzi, cinta itu mendatangkan kebutaan dan ketulian; cinta membutakan segalanya, kecuali terhadap Yang Dicintai, sehingga orang itu tidak melihat apapun kecuali Dia.
Menurut ulama salaf, kecintaan seseorang kepada Allah itu suatu kondisi yang dirasakan hatinya, yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Sementara, menurut Harun Nasution:
Al-Mahabbah adalah cinta dan yang dimaksud ialah cinta kepada Tuhan. Pengertian yang diberikan kepada mahabbah antara lain, yang berikut:
1. Memeluk kepatuhan pada Tuhan dan membenci sikap melawan padaNya.
2. Menyerahkan seluruh diri kepada yang dikasihi.
3. Mengosongkan hati dari segala-galanya kecuali dari diri yang dikasihi”.
Menurut Asmaran AS dalam Pengantar Studi Tasawuf:
Sesungguhnya mahabbah itu bersumber dari iman. Karena itu, dari imanlah orang dapat mencintai Allah sebagai cinta tingkat pertama, kemudian baru cintanya kepada sesuatu yang lain. Dengan demikian, berarti orang yang mencintai Allah, tidak akan mengorbankan hukum Allah karena kepentingan pribadinya. Dan sebagai konsekuensi dari cintanya kepada Allah, ia juga mencintai rasul-Nya, dan juga harus mencintai seluruh makhluk-Nya.
Asmaran As membagi al-mahabbah menjadi 3 (tiga) tingkatan
1. Cinta orang banyak (biasa), yakni mereka yang sudah kenal pada Tuhan dengan zikr, suka menyebut nama-nama Allah dan memperoleh kesenangan dalam berdialog dengan Tuhan. Senantiasa memuji Tuhan.
2. Cinta para mutahaqqiqin, yaitu mereka yang sudah kenal pada Tuhan, pada kebesaranNya, pada kekuasaanNya, pada ilmuNya dan lain sebagainya. Cinta yang dapat menghilangkan tabir yang memisahkan diri seseorang dengan Tuhan. Dengan demikian ia dapat melihat rahasia-rahasia yang ada pada Tuhan. Ia mengadakan dialog dengan Tuhan dan memperoleh kesenangan dari dialog itu. Cinta yang kedua ini membuat orangnya sanggup menghilangkan kehendak dan sifat-sifatnya sendiri, sedangkan hatinya penuh dengan perasaan cinta pada Tuhan dan selalu rindu pada-Nya.
3. Cinta para siddiqin dan ’arifin, yaitu mereka yang kenal betul pada Tuhan. Yang dilihat dan dirasa bukan lagi cinta, tetapi diri yang dicintai. Akhirnya sifat-sifat yang dicintai masuk ke dalam diri yang mencintai .
Terkait konsepsi al-mahabbah ini, ada terminologi ridlaa (kepuasan hati), syawq (kerinduan) dan uns (keintiman)

Mahabbah Menurut Rabi`ah

Rabi`ah dinilai orang pertama yang menyatakan doktrin cinta tanpa pamrih kepada Allah atau pelopor agama cinta ( mahabbah). Di dalam sejarah perkembangan tasawuf, hal ini merupakan konsepsi baru di kalangan para sufi kala itu. Karena itulah ia disebut " The Mother Of The Grand Master " / Ibu para sufi besar. ( www.oaseislam.com )

Pada suatu waktu Rabi`ah ditanya pendapatnya tentang batasan konsepsi cinta. Rabi`ah menjawab:
Cinta berbicara dengan kerinduan dan perasaan.Cinta muncul dari keazalian (azl) dan menuju keabadian (abad)

Ada 2 (dua) batasan cinta yang sering dinyatakan Rabi`ah.
1. sebagai ekspresi cinta hamba kepada Allah, maka cinta itu harus menutup selain Sang Kekasih atau Yang Dicinta. Dengan kata lain, maka :
a., dia harus memalingkan punggungnya dari dunia dan segala daya tariknya.
b, dia harus memisahkan dirinya sesama makhluk ciptaan Allah, supaya dia tak bisa menarik dari Sang Pencipta.
c, dia harus bangkit dari semua keinginan nafsu duniawi dan tidak memberikan peluang adanya kesenangan dan kesengsaraan. Karena kesenangan dan kesengasaraan dikhawa-tirkan mengganggu perenungan pada Yang Maha Suci.
2. kadar cinta kepada Allah itu harus tidak ada pamrih apapun. Artinya, seseorang tidak dibenarkan mengharapkan balasan dari Allah, baik ganjaran (pahala) maupun pembebasan hukuman, Dan melalui jalan cinta inilah, jiwa yang mencintai akhirnya mampu menyatu dengan Yang Dicintai dan di dalam kehendak-Nya itulah akan ditemui kedamaian.( http : qoffa.wordpress.com )

Rabi`ah menyatakan 2 (dua) macam pembagian cinta, sebagai puncak tasawufnya dan dinilai telah mencapai tingkatan tertinggi dalam tahap cinta. Pembagian cinta tersebut, lariknya adalah:

أحبك حبين حب الـهوى # وحب لأنك أهل لذاكا
وأما الذي هو حب الهوى # فشغلي بذكرك عمن سواكـا
وأما الذي أنت أهل له # فكشفك لي الحجب حتى أراكا
فلا الحمد في ذا أو ذاك لي # ولكن لك الحمـد في ذا وذاكـا

Aku mencintai-Mu dengan dua cinta
Cinta yang timbul dari kerinduan hatiku dan cinta dari anugrah-Mu
Adapun cinta dari kerinduanku
Menenggelamkan hati berzikir pada-Mu daripada selain Kamu
Adapun cinta yang dari anugrah-Mu
Adalah anugrah-Mu membukakan tabir sehingga aku melihat wajah-Mu
Tidak ada puji untuk ini dan untuk itu bagiku
Akan tetapi dari-Mu segala puji baik untuk ini dan untuk itu”.( hamka : hal

tasawuf Rabiah pada dasarnya ekstrim rohaniyah, maka dalam pembagian cinta, Rabi`ah-lah orang yang merintis untuk membelokkan ajaran Islam ke arah mistik yang ekstrim rohaniyah. Dialah pelopor yang memperkenalkan cita ajaran mistik dalam Islam. Dimaksud, terbukanya tabir penyekat alam ghaib, sehingga sang sufi akan bisa menyaksikan dan mengalami serta berhubungan langsung dengan dunia ghaib dan zat Allah.

Cinta Rabi`ah tidak muncul begitu saja, tanpa suatu proses. Dalam penelusuran Muhammad Atiyah Khamis,dulu Rabi`ah mencintai Allah sebagaimana lazimnya kebanyakan umat Islam, yaitu didorong karena mengharapkan surga Allah dan sebaliknya takut akan neraka-Nya. Ini ternyata jelas melalui pertanyaan doa Rabi`ah kepada Allah, yaitu … “O, Tuhan, apakah Engkau akan membakar hamba-Mu di dalam neraka, yang hatinya terpaut pada-Mu, dan lidahnya selalu menyebut-Mu, dan hamba yang senantiasa takwa pada-Mu.

Sesudah Rabi`ah menyadari bahwa landasan cinta seperti itu dianggap cinta yang masih sempit, Rabi`ah meningkatkan motivasi dirinya sehingga dia sampai luluh dalam cinta Ilahi. Artinya, dia mencintai Allah karena memang Allah patut untuk dicintai, bukan karena ketakutan terhadap neraka ataupun disebabkan mengharapkan surga-Nya.

Terus ada peningkatan lagi. Dia justru minta dibakar api neraka, jika menyembah Allah karena takut neraka dan sekaligus mengharamkan surga, kalau dia mengharapkan surga. Atas dasar cinta dalam penyembahan Allah, dia berkata, limpahkanlah ganjaran yang lebih baik. Dia minta diberi kesempatan melihat wajah Allah Yang Maha Agung dan Maha Mulia, hingga merasa bahagia berada dekat dengan Allah pada hari kebangkitan. mengharap keridlaan Allah saja.

إلهى لو كنت أعبدك خوفا من نارك فأحرقني بنار جهنم
وإذا كنت أعبدك طمعا في جنتك فأحرمنيها
وإما كنت أعبدك من أجل محبتك فلآ تحرمني من مشاهدة وجهك

“Wahai, Tuhan! Apabika aku beribadah kepada-Mu hanya karena takut kepada neraka-Mu maka bakarlah aku di neraka-Mu. Dan apabila aku beribadah kepada-Mu hanya menginginkan surga-Mu maka keluarkanlah aku dari surga-Mu. Tetapi, jika aku beribadah kepada-Mu hanya untuk-Mu semata, berikanlah kepadaku keindahan-Mu yang abadi “.

Begitu tingginya kadar kecintaan Rabi`ah kepada Allah hingga pada gilirannya, dia menilai tidur itu tidak saja sebagai bagian dari rangkaian mata rantai ibadahnya, akan tetapi juga sekaligus sebagai musuhnya yang telah menyebabkan berkurangnya ibadah. Bahkan dalam solatnya selama 30 tahun ia selalu berdoa " Tenggelamkanlah aku didalam kecintaanMu supaya tidak suatupunyang dapat memalingkan aku dariMu " ( http:mizakisakinah.multiply.com )

Begitu terpusatnya cinta Rabi`ah kepada Allah, pada gilirannya cinta bagi Rabi`ah adalah fanaa’ kepada Allah, hanya tertuju kepada-Nya. Cinta bagi Rabi`ah itu tenggelam dalam renungan mengenai Allah dan berpaling daripada segala makhluk, hingga tidak ada lagi dalam jiwanya perasaan marah atau benci terhadap musuh.Tujuan akir tasawufnya adalah penyatuan denganNya.

Tasawuf di tangan Rabi`ah telah menimbulkan revolusi rohani. Islam sebagai agama yang cinta iman dan amal shaleh, oleh Rabi`ah dengan 2 (dua) macam cintanya diubah menjadi cinta rindu, berzikir pada Allah, melupakan semuanya, dengan segala konsekuensinya. Tujuan hidup mencari akhirat dinilai sebagai tabir menyesatkan yang wajib dilenyapkan. Harapan surga dan takut neraka dihina sebagai pedagang mencari laba dan ganti rugi. Padahal cinta Islam adalah agar zikir, pikir untuk amal dengan etos kerja tinggi untuk membangun dunia (Q. S. Al-Baqarah: 126), diganti jadi zikir dan merenung. Zikir sebagai pengendalian diri secara bertanggung jawab digeser jadi wasilah atau sarana meditasi, menyongsong terbukanya tabir ghaib dan anugerah fanaa` fi Allah.

Menurut Ibrahim Hilal Konsep cinta Ilahi-nya Rabi`ah sangat jauh dari spirit al-Qur’an karena anggapan bahwa puncak kenikmatan tertinggi adalah penyaksian zat Yang Maha Esa serta berkomunikasi langsung dengan-Nya. Orientasi cinta Ilahi akan membuahkan perenungan tentang penyaksian zat Yang Maha Tinggi, dengan konsekuensi, antara lain, pengabaian janji dan ancaman Allah. Ini akan mengakibatkan stagnasi (kemandegan) kehidupan duniawi manusia, terhentinya proses dinamika pemikiran manusia dan kegagalan seluruh kegiatan pengajaran dan ilmu.


PENGARUH KONSEP MAHABBAH RABIAH AL-ADAWIYAH
DALAM PENGEMBANGAN TASAWUF


Pengaruh Rabî‘ah al-‘Adawiyyah dalam pengembangan tasawuf sangat signifikan sekali karena ia telah memberikan corak yang baru dalam bertasawuf. Setidak-tidaknya ada tiga kontribusi Rabî‘ah al-‘Adawiyyah dalam dunia tasawuf. Pertama, ia berhasil mentransformasikan konsep al-khawf dan al-rajâ’ dari Hasan al-Bashrî kepada mahabbah (cinta). Jadi, ia menyembah Allah swt bukan semata-mata karena takut kepada api neraka dan mengharap surga tapi ia menyembah-Nya karena cinta. Kedua, ia memberikan corak baru dalam dunia tasawuf. Walaupun, ia sangat menderita dalam hidupnya tetapi ia mampu menjadi seorang yang “kuat” dalam bertasawuf. Ketiga, dalam hal gender, ia mengubah pandangan para sejarah bahwa seorang wanita mampu untuk menjadi seorang sufi. Konsep mahabbah yang dikemukakan oleh Rabî‘ah al-‘Adawiyyah sangat istimewa sekali karena ia memberikan contoh yang sangat menarik sekali kepada kita dan relevan sepanjang masa bagaimana kita menyembah Allah swt dengan penuh ketulusan. Jadi, pada saat ini umat Islam harus belajar dari seorang sufi wanita ini bagaimana menyembah Allah swt tanpa harus takut akan neraka dan mengharap surga serta meraih kesenangan dunia semata, tetapi menyembah Allah swt dengan penuh ketulusan mahabbah (cinta).(www : iiman.co.id )


Penutup

Cinta kepada Allah dan Rasul adalah cinta rasional (hubbun `aqliyyun) atau taat, bukan cinta emosional berlebihan (laa `aathifiyyun). Memang, pada dasarnya cinta itu emosional, namun dalam Islam tetap wajib dikendalikan dalam batas nalar yang jernih. Ini akan menghasilkan rasa ikhlas bakti dan beribadah, bukan ingin menguasainya dan memuaskan emosinya. Dalam Q. S. Ali `Imran: 31 terlihat penyaluran cinta kepada Allah dan Rasul, dengan menaati-Nya dan mengikuti sunnahnya, bukan cinta yang akhirnya memunculkan ungkapan yang melewati batas, berwatak egois kerohanian dan hanya merindukan kebahagiaan pribadi. Cinta yang diajarkan al-Qur’an dan al-Hadits adalah cinta taat, yaitu cinta hormat, yang masih dikendalikan penalaran rasional, bukan didorong perasaan yang membuta. Artinya, akal manusia mendorong ketaatan karena hal itu merupakan jalan untuk mencapai tujuan hidupnya. Cinta rasional inilah yang diamalkan oleh Rasul dan para sahabat hingga ± akhir abad I H.

Konsepsi al-Mahabbah yang digagas oleh Rabi`ah, pada satu sisi sangat mendorong motivasi umat dalam ibadah untuk selalu lillaahi ta`ala, dengan menyeimbangkan hablum minallah dan mestinya jangan sampai mengurangi interaksi habulum minnnas. Namun di sisi lain, pada gilirannya nanti telah membuka peluang munculnya tasawuf falsafati yang gagasan-gagasannya lebih cenderung mengundang kontroversi umat secara umum.Lebih-lebih ajaran yang ekstrim rohaniyah ini akan menurunkan daya nalar yang kritis dan jangan-jangan dikhawatirkan terperosok ke dalam paham yang menyimpang dari syari`ah yang lurus pemahamannya.

Meski demikian wajib diakui dengan jujur, bahwa pandangan Rabiah tasawuf sangat bisa menambah kedalaman dan penghayatan spiritualitas agama, serta jadi sarana pembina akhlak karimah. Dari tinjauan ini, pengaruhnya positip sekali. jadi tidak berlebihan kalau diakhir tulisan ini kita menelaah lirik lagu dari ahmad dhani feat crisye berikut ini:

Jika surga dan neraka tak pernah ada

Apakah kita semua benar-benar tulus
Menyembah padaNya
Atau mungkin kita hanya
Takut pada neraka dan inginkan surga

Jika surga dan neraka tak pernah ada
Masihkah kau bersujud kepadaNya
Jika surga dan neraka tak pernah ada
Masihkah kau menyebut namaNya

Bisakah kita semua benar-benar sujud
Sepenuh hati
Karena sungguh memang Dia
Memang pantas disembah memang pantas dipuja

Jika surga dan neraka tak pernah ada
Masihkah kau bersujud kepadaNya
Jika surga dan neraka tak pernah ada
Masihkah kau menyebut namaNya

wallahua'lam bissawab.






Muhammad Abduh

RIWAYAT HIDUP MUHAMMAD ABDUH (1849-1905)

Muhammad Abduh seorang pemikir muslim dari Mesir, dan salah satu penggagas gerakan modernisme Islam. Ia lahir di desa Mahallat Nashr di Kabupaten al-Buhairah, Mesir tahun 1849 . Ayahnya Hasan Khairullah berasal dari Turki. Ibunya bernama Junainah berasal dari bangsa Arab yang silsilahnya sampai ke suku bangsa yang sama dengan Umar bin Khattab.Muhammad Abduh hidup dalam lingkungan keluarga petani di pedesaan. Namun demikian, ayahnya dikenal sebagai orang terhormat yang suka memberi pertolongan. Semua saudaranya membantu ayahnya mengelola usaha pertanian, kecuali Muhammad Abduh yang oleh ayahnya ditugaskan untuk menuntut ilmu pengetahuan. Pilihan ini bisa jadi hanya suatu kebetulan atau mungkin juga karena ia sangat dicintai oleh ayah dan ibunya.Sejak kecil ia telah belajar membaca, menulis dan menghafal al-Qur'an . Berikut urut-urutan riwayat Muhammad Abduh:

1862 : Belajar bahasa arab, nahwu, saraf, fiqih dll di masjid syeh Ahmad di Tanta. Disini ia merasa tak mengerti dan tidak mendapat apa-apa karena ia merasa metode pengajaran (menghafal diluar kepala tanpa mengkaji istilah-istilah -istilah yang sulit) yang diajarkan oleh syeh tidak cocok dengan dirinya.
1865 : Ia menikah diusia 16 tahun, Kemudian ia bertemu dengan paman ayahnya yaitu Syeh Darwisy Kadr. Syeh darwisy mengajarinya beberapa ilmu dengan penjelasan secara luas, sehingga Muhammad Abduh semakin tertarik untuk beljar.
1866 : Melanjutkan study ke al-Azhar dan bertemu dengan Jamaluddin Al-Afgani. Sedikit banyak pemikirannya dipengaruhi oleh Jamaluddin Al-Afgani.
1871 : Menjadi murid setia al-Afgani, Ia belajar falsafah, dan menulis karangan untuk harian al-Ahram.
1877 : Ia mendapat gelar alim. mengajar di al-Azhar, Dar al-Ulum (mengajarkan aklak).
1879 : Ia dituduh ikut campur Afgani menentang tawfiq, menentang penjajahan Eropa di negara-negara Asia dan Afrika.
kemudian dibuang keluar kota Kairo.
1880 : Kembali ke Kairo, kemudian ia menjadi redaktur surat kabar resmi Al-Waqo'i Misriyyah menyiarkan berita resmi dan artikel-artikel tentang kepentingan Nasional.
1882 : Mesir jatuh dibawah kekuasaan Inggris menggulingkan Urabi Pasya yang menduduki mesir. ( disebut peristiwa Revolusi Urabi Pasya ). Pada waktu itu Muhammad Abduh ditangkap dan dipenjarakan kemudian dibuang keluar negeri ke Beirut kemudian ke Paris.
1884 : Muhammad Abduh bersama al-afgani mengeluarkan majalah Al-Urwah al-Wusqo ( menjelaskan tentang penyelewengan terhadap Qodlo dan qodar ).
1885 : Kembali ke Beirut (lebanon), mengajar disana . Setelah itu ia kembali ke Mesir namun belum boleh mengajar sehingga dia diangkat sebagai hakim di mahkamah.
1899 : Menjadi anggota Majlis A'la al-Azhar. Ia membawa perubahan dan perbaikan ke dalam tubuh Al-Azhar sebagai universitas.
1899 : Menjadi Mufti Mesir sampai tahun 1905
1905 : Ia meninggal dunia.( Harun Nasution, 1975 : 50 )

PEMIKIRAN MUHAMMAD ABDUH

1.Faham jumud ( keadaan membeku, statis tak ada perubahan , contohnya : penyerahan total terhadap takdir dan taklid buta terhadap ulama' ) membawa kemunduran di kalangan ummat islam.
2.Faham jumud harus diperangi dengan kembali ke ajaran-ajaran Islam yang asli sesuai ajaran dari nabi Muhammad dan sahabat serta disesuaikan dengan keadaan modern sekarang.
penyesuaian dengan :
Ibadat : bersifat tegas, jelas terperinci
Muamalah : hidup kemasyarakatan manusia sesuai tuntutan zaman oleh karena itu perlu interpretasi baru dengan ijtihad bersumber dari al-Qur'an dan al-Hadist.
3.Ijtihad merupakan pengasahan terhadap akal dan mempunyai kedudukan tinggi. Dengan berfikir nantinya akan memperoleh jalan dan kemajuan serta ilmu pengetahuan. Sebagaimana perintah berfikir dalam al-Qur'an
4.Manusia mempunyai kemampuan dan perbuatan ( free will dan free act / Qodariyah ). Kemampuan berbuat inilah yang bisa mengganti faham jabariyah ( fatalisme ) ke faham dinamika.
5.Memikirkan akibat faham dualisme dalam pendidikan ( sehingga diajarkannya ilmu-ilmu modern dan agama di sekolah-sekolah )
6.Dalam bidang pemerintah ia berpendapat bahwa
kekuasaan negara harus dibatasi
perlu adanya kesadaran masyarakat terhadap konstitusi
pemerintahan harus adil.( Harun Nasution, 1975 : 53 )

KARYA-KARYA MUHAMMAD ABDUH

1. Risalah at-Tauhid (dalam bidang teologi);( menjelaskan bahwa manusia mewujudkan perbuatannya dengan kemauan dan usahanya sendiri, tanpa melupakan bahwa diatasnya masih ada kekuasaan yang lebih tinggi yakni Allah SWT ).diterbitkan pada tahun 1897. ( http://id.wikipedia.org )
2. Syarah Nahjul Balaghah (Komentar menyangkut kumpulan pidato dan ucapan Imam Ali bin Abi Thalib);
3. Menerjemahkan karangan Jamaluddin al-Afghani dari bahasa Persia, Ar-Raddu 'Ala ad-Dahriyyin (Bantahan terhadap orang yang tidak mempercayai wujud Tuhan);
4. Syarah Maqamat Badi' az-Zaman al-Hamazani (kitab yang menyangkut bahasa dan sastra Arab).
5. Tafsir al-Qur’an al-Hakim (belum sempurna, kemudian dirampungkan oleh Rasyid Ridha);
6. Khasyiah ‘Ala Syarh ad-Diwani li al-‘Aqaid adh-‘Adhudhiyat;
7. Al-Islam wa an-Nashraniyat ma’a al-‘Ilm wa al-Madaniyat.( menjelaskan keadaan statis umat islam yang dipengaruhi oleh faham jumud yang dibawa oleh orang-orang bukan arab, dimana orang-orang ini tidak mementingkan akal sebagaimana yang diajarkan dalam agama islam).
( http://www.psq.or.id )


PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ABDUH DALAM DUNIA ISLAM

Mohammad Abduh adalah seorang pelopor reformasi dan pembaharuan dalam pemikiran islam.Ide-idenya yang cemerlang,meninggalkan dampak yang besar dalam tubuh pemikiran umat islam.beliaulah pendiri sekaligus peletak dasar-dasar sekolah pemikiran pada zaman modern juga menyebarkannya kepada manusia. Walau guru beliau Jamal Al-Afghani adalah sebagai orang pertama yang mengobarkan percikan pemikiran dalam jiwanya,akan tetapi Imam Muhammad Abduh sebagai mana diungkapkan Doktor.Mohammad Imarah,adalah seorang arsitektur terbesar dalam gerakan pembaharuan dan reformasi atau sekolah pemikiran modern. Melebihi guru beliu Jamaluddin Al-Afghani.
Muhammad Abduh memiliki andil besar dalam perbaikan dan pembaharuan pemikiran islam kontemporer. Telah banyak pembaharuan yang beliau lakukan diantaranya:
1.Reformasi pendidikan
Mohammad Abduh memulai perbaikannya melalui pendidikan. Menjadikan pendidikan sebagai sektor utama guna menyelamatkan masyarakat mesir. menjadikan perbaikan sistem pendidikan sebagai asas dalam mencetak muslim yang shaleh.
2.mendirikan lembaga dan yayasan sosial.
Sepak terjang dalam perbaikan yang dilakukan Muhammad Abduh tidak hanya terbatas pada aspek pemerintahan saja seperti halnya perbaikan pendidikan dan Al-Azhar. Akan tetapi lebih dari itu hingga mendirikan beberapa lembaga-lembaga sosial. Diantaranya: Jami’ah khairiyah islamiyah,jami’ah ihya al-ulum al-arabiyah,dan juga jami’ah at-taqorrub baina al-adyan.
3.mendirikan sekolah pemikiran.
Muhammad Abduh adalah orang pertama yang mendirikan sekolah pemikiran kontemporer. Yang memiliki dampak besar dalam pembaharuan pemikiran islam dan kebangkitan akal umat muslim dalam menghadapi musuh-musuh islam yang sedang dengan gencar menyerang umat muslim saat ini.(http://istiqomahkapu.multiply.com)

Selain itu banyak sudah murid-murid dari Muhammad Abduh yang terinspirasi untuk menuliskan sebuah karya seperti :
Muhammad Rasyid Rida dengan majalah al-Manar dan Tafsir al-Manar
Qosim Amin dengan buku Tahrir al-Mar'ah
farid Wajdi dengan Dairah al-Ma'arif
syaih Yantawi Jauhari dengan al-Taj al-Murassa' bi jawahir al-qur'an wa al-ulum dll.
Karangan - karangan Muhammad Abduh sendiri banyak diterjemhkan kedalam bahasa Turki, Urdu dan Indonesia. ( Harun Nasution, 1975 : 59 )

PENUTUP
KESIMPULAN

1.Muhammad Abduh seorang pemikir muslim dari Mesir, dan salah satu penggagas gerakan modernisme Islam
2.Pemikiran Muhammad Abduh meliputi nasalah agama, pendidikan dan pemerintahan. Pemikirannya banyak tertuang dalam karya-karyanya seperti dalam Al-Islam wa an-Nashraniyat ma’a al-‘Ilm wa al-Madaniyat.
3.Pemikiran Muhammad Abduh menyulut semangat murid-muridnya dan umat islam untuk melakukan reformasi dan pembaharuan dalam pemikiran islam


DAFTAR PUSTAKA

Nasution Harun, Prof. Dr. Pembaharuan Dalam Islam Sejarah pemikiran dan gerakan. PT Bulan Bintang, Jakarta, 1975

Senin, 15 Maret 2010

Efisiensi, Pendekatan dan metode Belajar

A. EFISIENSI BELAJAR

Definisi Efisiensi Belajar
Efisiensi adalah sebuah konsep yang mencerminkan perbandingan terbaik antara usaha dengan hasilnya.( Gie,1985 ).Dengan demikian ada dua macam efisiensi belajar yang dapat dicapai siswa yaitu: efisiensi usaha belajar dan efisiensi hasil belajar.

1. Efisiensi Usaha Belajar

Suatu kegiatan belajar dapat dikatakan efisien kalau prestasi yang diinginkan dapat dicapai dengan usaha yang minimal. Usaha dalam hal ini adalah segala sesuatu yang digunakan untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan seperti tenaga dan fikiran, waktu, peralatan,dan hal - hal lain yang relevan dengan kegiatan belajar. Namun , harus diingat usaha sekeras apapun takkan membuahkan hasil yang memuaskan tanpa adanya strategi dan pendekatan yang efisien.

2. Efisiensi Hasil Belajar

Sebuah kegiatan dapat dikatakan efisien apabila dengan usaha belajar tertentu memberikan prestasi belajar tinggi.
Siswa satu dengan lainnya mempunyai prestasi yang berbeda meskipun dengan usaha belajar yang sama.

B. PENDEKATAN BELAJAR DAN METODE BELAJAR

Ragam Pendekatan Belajar

1. Pendekatan Hukum Jost

Menurut Robber ( 1988 ), salah satu asumsi yang mendasari hukum Jost adalah siswa yang lebih sering mempraktikkan materi pelajaran lebih mudah memanggil kembali memori lama yang berhubungan dengan materi yang ia tekuni. Berdasarkan asumsi Jost maka belajar dengan 2 jam selama 4 hari lebih baik daripada belajar 4 jam selama 2 hari.

2. Pendekatan Ballard dan Clanchy

Menurut Ballard dan Clanchy ( 1990 ), pendekatan belajar siswa pada umumnya dipengaruhi oleh sikap terhadap ilmu pengetahuan. Ada dua macam siswa dalam menyikapai ilmu pengetahuan :
a. Conversing : sikap melestarikan apa yang sudah ada.
Siswa yang bersikap seperti ini pada umumnya menggunakan pendekatan belajar reproduktif.
b. Extending : sikap memperluas
Siswa yang bersikap extending biasanya menggunakan metode analitis, bahkan diantara mereka banyak yang menggunakan pendekatan belajar yang lebih ideal yaitu pendekatan spekulatif yang bukan hanya menyerap ilmu pengetahuan tetapi mengembangkannya.

3. Pendekatan Biggs

Menurut hasil penelitian Bigggs ( 1990 ), pendekatan belajar siswa dikelompokkkan menjadi 3 prototipe:
a. Pendekatan Surface
b. Pendekatan Deep
c. PendekatanAchieving
Biggs menyimpulkan bahwa prototipe - prototipe pendekatan belajar tadi pada umumnya digunakan para siswa berdasarkan motifnya , bukan karena sikapnya terhadap ilmu pengetahuan.
Siswa yang menggunakan surface misalnya, mau belajar karena dorongan dari luar antara lain takut tidak lulus yang mengakibatkan dia malu.
Siswa yang menggunakan Deep biasanya mempelajari materi karena dia memeng tertarik dan membutuhkanny. Bagi siswa ini lulus dengan nilai baik adalah penting, tapi memiliki pengetahuan yang banyak dan bermanfaat adalah lebih penting.
Sementara itu, siswa yang menggunakan pendekatan achieving pada umumnya dilandasi oleh motif ekstrinsik yang berciri khusus disebut Ego-Enhancement yaitu ambisi pribadi yang besar dalam meningkatkan prestasi dengan cara meraih indeks prestasi setinggi - tingginya. Siswa yang menggunakan pendekatan Achieving ini mempunyai study skills dalam artian sangat cerdik dan efisien dalam mengatur waktu, ruang kerja dan penelaahan isi silabus. Baginya kompeti untuk meraih nilai tertingggi sangat penting sehinggga ia sangat disiplin, rapi dan sistematis serta berencana terus maju kedepan.

Ragam Metode belajar

1. Metode SQ3R

Metode ini dikembangkan oleh Francis P. Robinson di Universitas Negeri Ohio AS. Metode tersebut bersifat praktis dan dapat diaplikasikandalam berbagai pendekatan belajar. SQ3R pada prinsipnya merupakan singkatan langkah - langkah mempelajari teks yang meliputi:
a. Survey : maksudnya memeriksa atau meneliti atau mengidentifikasi teks
b. Question : maksudnya menyusun daftar pentanyaan yang relevan dengan teks
c. Read : maksudnya membaca teks secara aktif untuk mencari jawaban atas pertanyaan - pertanyaan yang telah tersusun.
d. Recite : maksudnya menghafal setiap jawaban yang telah ditemukan
e. Review : maksudnya : meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan yang tersusun pada langkah kedua dan ketiga.

Alokasi waktu yang diperlukan untuk memahami sebuah teks dengan metode SQ3R tak banyak berbeda denan mempelajari teks biasa.Akan tetapi hasil belajar siswa dengan menggunakanSQ3R diharapkan lebih memuaskan, karena dengan metode ini siswa menjadi pembaca aktif dan terarah langsung pada intisari yang tersusun dan tersirat dalam teks.

2. Metode PQ4R

Metode ini adalah ciptaan Thomas dan Robinson (1972). Teknik PQ4R, menurut Anderson (1990:211), pada hakikatnya merupakan penimbul pertanyyaan yang dapat mendorong pembaca teks melakukan pengolahan materi secara mendalam dan luas. Metode PQ4R ini terdiri dari enam langkah:
a. Preview : bab yang akan dipelajari hendaknya disurvai lebih dahulu untuk menentukan topik yang terdapat di dalamnya.
b. Question : menyusun pertanyaan - pertanyaan yang relevan dengan subbab yang bersangkutan.
c. Read : dibaca dengan cermat untuk mencari jawaban dari pertanyaan yang telah disusun.
d. Reflect : subbab hendaknya dikenang atau diingat secara mendalam dan memahami isinya
f. Recite : informasi yang terdapat didalamnya hendaknya diingat dan pertanyaannya dijawab.Bila ada jawaban yang kurang tepat hendaknya bagian yang sulit diingat tersebut dibaca lagi.
g. Refiew : tanamkanlah meteri bab tersebut ke dalam materi sambil mengingat - ingat intisarinya.

Sementara seperti yang kami kutip dari http://hikmatiarpasya.blogspot.com/2007/05/sistem-belajar-yang-efisien.html
sistem belajar "MURDER"

Ada salah satu tip dalam mengembangkan sistem belajar yang efektif dan efisien.
Sistem belajar ini dikenal dengan "M.U.R.D.E.R." (English), yang terdiri dari

Mood - Understand - Recall - Digest - Expand - Review

1. Mood - Suasana Hati:

Ciptakan selalu mood yang positif untuk belajar. Ini bisa dilakukan dengan menentukan waktu, lingkungan dan sikap belajar atau cara belajar yang sesuai dengan pribadi masing-masing.

* waktu: Pilihlah waktu yang tepat untuk belajar , yang kira2 lebih bisa fokus kepada belajar . Entah itu dipagi hari, siang hari, atau malam hari.
* Lingkungan : Lingkungan atau tempat belajar, ini tidak kalah pentingnya karena lingkungan yang bisa membuat mood nyaman atau tidak.
* Sikap belajar: Sikap belajar atau cara belajar yang seperti apa yang bisa memudahkan dalam proses belajar , entah itu dengan menggunakan refrensi, atau membuat catatan ringkas, dll.

Ketiga cara yang diatas, sangat saling mempengaruhi satu dengan yang lain tidak dapat dipisahkan. Ketika telah menemukan performa waktu belajar namun lingkungan dan cara belajar kurang begitu mendukung, maka proses belajar anda kurang begitu menghasilkan, begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu kenyamanan belajar sesuai kepribadian masing-masing.

2. Understand - Pemahaman:

Tandai informasi bahan pelajaran yang TIDAK anda mengerti dalam satu unit. Fokuskan pada unit tersebut atau melakukan beberapa kelompok latihan untuk unit itu.

3. Recall - Ulang:

Setelah belajar satu unit, berhentilah dan ulang bahan dari unit tersebut dengan kata-kata yang dibuat SENDIRI.

4. Digest - Telaah:

Kembalilah pada unit yang tidak dimengerti dan PELAJARI KEMBALI keterangan yang ada. melihat informasi yang terkait pada artikel, buku teks atau sumber lainnya, atau diskusikan dengan teman atau guru/dosen.

5. Expand - Kembangkan:

Pada langkah ini, tanyakan tiga persoalan berikut terhadap materi yang telah dipelajari:

* Andaikan saya bertemu dengan penulis materi tersebut, pertanyaan atau kritik apa yang hendak saya ajukan?
* Bagaimana saya bisa mengaplikasikan materi tersebut ke dalam hal yang saya sukai?
* Bagaimana saya bisa membuat informasi ini menjadi menarik dan mudah dipahami oleh siswa/mahasiswa lainnya?

6. Review - Pelajari Kembali:

Pelajari kembali materi pelajaran yang sudah dipelajari. Ingatlah strategi yang telah membantu mengerti dan/atau mengingat informasi.

C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR

Secara global faktor - faktor yang mempengaruhi beljar dibedakan menjadi 3 macam:

1. Faktor Internal, keadaan jasmani dan rohani siswa

faktor ini berasal dari siswa itu sendiri. dan meliputi 2 aspek:
a. Aspek Fisiologis ( bersifat jasmaniah )
b. Aspek Psikologis ( bersifat Rohani )
Banyak faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan belajar siswa .Namun diantara faktor - faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih essensial adalah :
* Tingkat kecerdasan
* Sikap siswa
* Bakat siswa
* Minat siswa
* Motivasi siswa

2. Faktor Eksternal Siswa

Faktor eksternal ini ada 2 macam :
a. Lingkungan sosial dan kesempatan
yang dimaksud lingkungan sosial siswa adalah masyarat, tetangga juga teman -teman sepermainan. Tapi lingkungan sosial yang lebih banyak berpengaruh pada kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demokrasi keluarga dapat memberi dampak pada siswa.Selain faktor lingkungan faktor kesempatan juga mempengaruhi. Meskipun lingkungan mendukungtetapi tidak ada kesempatan untuk belajar maka hasil yang dicapaipun tidak memuaskan.

b. Lingkungan Nonsosial
Faktor yang termasuk nonsosial adalah gedung sekolah dan letaknya, alat belajar,keadaan cuaca,rumah tempat siswa dan letaknya,dan waktu belajar.

3. Faktor Pendekatan Belajar

Pendekatan belajar dapat dipahami bahwa segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses dalam mempelajari materi. Strategi ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa untuk memecahkan masalah, meliputi strategi dan metode belajar yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi pelajaran.
Faktor ini sangat berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa

Sementara seperti yang kami kutip dari http://www.bocsoft.net/Indonesia/info/sukses_dalam_belajar.htm
ada 3 faktor yang mempengaruhi kesuksesan dalam belajar yaitu

* Lingkungan Sekitar
* Sarana Belajar
* Cara Belajar

1. Lingkungan Sekitar

* Orang Tua
* Guru
* Teman

Walaupun tentu saja kecerdasan anak sendiri sangat mempengaruhi kesuksesan dalam belajar, namun karena hal tersebut adanya di dalam dan bukan faktor luar maka hal itu tidak disertakan dalam faktor lingkungan sekitar.

Tentu saja peran orang tua dan guru sangat penting dalam pendidikan anak atau murid-muridnya, tetapi pertanyaannya adalah bagaimana mengembangkan sikap yang independen dan kreatif dalam proses belajar dan bukan hasil instan yang hanya berhasil bila ada pengawasan dari orang tua atau guru.

Dan satu faktor yang perlu diperhatikan adalah pergaulan dengan teman seperti dikatakan oleh Ralph Waldo Emerson dengan baik, “Saya membayar kepala sekolah tetapi anak-anak sekolah lah yang mendidik anak laki-laki saya”.

2. Sarana Belajar

* Tersedianya Buku yang Berkualitas
* Suasana Tempat Belajar
* Alat Bantu: Komputer dan Koneksi Internet

Buku-buku yang berkualitas di rumah, di perpustakaan sekolah, turut berperan dalam perkembangan belajar anak terutama dalam pengembangan minat membaca anak-anak.

Satu hal yang cukup penting dalam proses belajar pada era teknologi ini adalah komputer dan koneksi internet. Begitu banyak informasi berkualitas yang gratis yang tersedia di internet yang dapat dimanfaatkan dalam perkembangan belajar anak.

3. Cara Belajar

* Belajar Sedikit Demi Sedikit
* Membaca Cepat “Speed Reading”

Satu ungkapan terkenal dari Bill Gates, pendiri Microsoft adalah “You do it bit by bit”. Dia mengungkapkan itu untuk menjelaskan proses pembuatan program komputer. Pembuatan program adalah proses yang memakan waktu yang panjang yang tidak bisa dilakukan seketika yang memerlukan energi besar dan pikiran yang mendalam untuk menyelesaikannya. Ungkapan itu bisa juga diterapkan dalam proses belajar. Pada umumnya murid-murid masih terbiasa dengan belajar pada saat-saat akhir, sehari sebelum ulangan. Tidak mengherankan bila prestasi belajarnya juga tidak terlalu baik.

Salah satu teknik membaca yang perlu diketahui adalah teknik membaca cepat. Dengan teknik ini kita diajarkan untuk membaca indek, daftar isi, judul dan sub judul dan membaca isinya secara cepat dengan hanya menggunakan mata dan jangan menggunakan bibir, dan membaca pertanyaan-pertanyaannya. Dalam waktu yang singkat, kita diharapkan telah mengetahui secara umum apa yang dibahas dalam buku tersebut. Apa yang diajarkan teknik itu adalah agar kita segera mengetahui isi keseluruhan buku secara umum sehingga bila memerlukan untuk membacanya di lain waktu, kita telah mengetahui di buku mana dan bagian mana kita bisa membacanya kembali. Jadi jangan salah menilai bahwa setelah membaca cepat selesailah tugas kita membaca buku yang dimaksud.


PENUTUPAN

1. Efisiensi belajar meliputi efisiensi usaha belajar dan efisiensi hasil belajar
2. Ragam Pendekatan Belajar meliputi Pendekatan Hukum Jost, Pendekatan Ballard dan Clanchy, Pendekatan Biggs
3. Ragam Metode belajar meliputi Metode SQ3R, Metode PQ4R,
4. faktor-faktor yang mempengaruhi belajar meliputi 3 faktor yaitu : Faktor Internal, keadaan jasmani dan rohani siswa, Faktor Eksternal Siswa, Faktor Pendekatan Belajar


DAFTAR PUSTAKA

M.Ngalim Purwanto,Mp,Drs. Psikologi Pendidikan, PT. Remaja Rodaskarya, Bandung;2007
Oemar Hamalik, Dr. Psikologi Belajar Mengajar, Sinar Baru Algezendo, Bandung ; 2004
Syah Muhibbin, M. Ed, Psikologi Belajar, PT. Logos Wacana Ilmu, Bandung ; 2002

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

PENGERTIAN STRATIFIKASI SOSIAL

Stratifikasi social adalah demensi vertical dari struktur social masyarakat, dalam artian melihat perbedaan masyarakat berdasarkan pelapisan yang ada, apakah berlapis-lapis secara vertical dan apakah pelapisan tersebut terbuka atau tertutup.

Soerjono Soekanto (1981:133), menyatakan social stratification adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau system berlapis-lapis dalam masyarakat. Stratifikasi social merupakan konsep sosiologi, dalam artian kita tidak akan menemukan masyararakat seperti kue lapis; tetapi pelapisan adalah suatu konsep untuk menyatakan bahwa masyarakat dapat dibedakan secara vertical menjadi kelas atas, kelas menengah dan kelas bawah berdasarkan criteria tertentu.

Paul B Horton dan Chester L Hunt ( 1992: 5 ) menyatakan bahwa stratifikasi social merupakan system peringkat status dalam masyarakat. Peringkat memberitahukan kepada kita adanya demensi vertical dalam status social yang ada dalam masyarakat.

Kriteria apa saja yang dikemukakan oleh para ahli berkaitan dengan demensi secara vertical ini. Paul B Horton ( 1982 : 4) mengatakan bahwa Dua ribu tahun yang lalu Aristoteles mengemukakan bahwa penduduk dapat dibagi ke dalam tiga golongan: golongan sangat kaya, golongan sangat miskin dan golongan yang berada diantara mereka. Menurut Karl Marx, kelas social utama terdiri atas golongan proletariat, golongan kapitalis (borjuis) dan golongan menengah (borjuis rendah)….

Pendapat di atas merupakan suatu penggambaran bahwa stratifikasi social sebagai gejala yang universal, artinya dalam setiap masyarakat bagaimanapun juga keberadaanya pasti akan di dapatkan pelapisan social tersebut. Apa yang dikemukakan Aristoteles. Karl Marx adalah salah satu bukti adanya stratifikasi social dalam masyarakat yang sederhana sekalipun. Kriteria jenis kekayaan dan juga profesi pekerjaan merupakan criteria yang sederhana, sekaligus menyatakan bahwa dalam masyarakat kita tidak akan menemukan masyarakat tanpa kelas.

Perkembangan masyarakat selanjutnya menuju masyarakat yang semakin modern dan kompleks, stratifikasi sosial yang terjadi dalam masyarakat akan semakin banyak.

Mengapa terjadi stratisikasi social ?
Menurut Soerjono Sokanto ( 1981 : 133) Selama dalam suatu masyatrakat ada sesuatu yang dihargai dan setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargainya, maka barang sesuatu itu akan menjadi bibit yang dapat menimbulkan adanya system berlapis-lapis yang ada dalam masyarakat itu. Barang sesuatu yang dihargai di dalam masyarakat itu mungkin berupa uang atau benda-benda yang bernilai ekonomis, mungkin juga berupa tanah, kekuasan, ilmu pengetahuan, kesalehan dalam agama, pendidikan atau mungkin juga keturunan dari keluarga yang terhormat.

Terjadinya stratifikasi social dalam masyarakat dikarenakan sesuatu yang dihargai dalam masyarakat jumlahnya terbatas, akibatnya distribusinya di dalam masyarakat tidaklah merata. Mereka yang memperoleh banyak menduduki kelas atas dan mereka yang tidak memperoleh menduduki kelas bawah. Barang sesuatu yang dihargai tersebut menurut Paul B Horton dan Chester L Hunt ( 1989: 7- 12)adalah Kekayaan dan Penghasilan, Pekerjaan, Pendidikan, Kekayaan, Kekuasaan,Kehormatan
, Ilmu Pengetahuan.

Macam-Macam / Jenis-Jenis Stratifikasi Sosial

1. Stratifikasi Sosial Tertutup

Stratifikasi tertutup adalah stratifikasi di mana tiap-tiap anggota masyarakat tersebut tidak dapat pindah ke strata atau tingkatan sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah.

Contoh stratifikasi sosial tertutup yaitu seperti sistem kasta di India dan Bali serta di Jawa ada golongan darah biru dan golongan rakyat biasa. Tidak mungkin anak keturunan orang biasa seperti petani miskin bisa menjadi keturunan ningrat / bangsawan darah biru.

2. Stratifikasi Sosial Terbuka

Stratifikasi sosial terbuka adalah sistem stratifikasi di mana setiap anggota masyarakatnya dapat berpindah-pindah dari satu strata / tingkatan yang satu ke tingkatan yang lain.

Misalnya seperti tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan dan sebagainya. Seseorang yang tadinya miskin dan bodoh bisa merubah penampilan serta strata sosialnya menjadi lebih tinggi karena berupaya sekuat tenaga untuk mengubah diri menjadi lebih baik dengan sekolah, kuliah, kursus dan menguasai banyak keterampilan sehingga dia mendapatkan pekerjaan tingkat tinggi dengan bayaran / penghasilan yang tinggi.


CARA MENENTUKAN STRATIFIKASI SOSIAL

Untuk menentukan golongan sosial ada 3 metode:
1.METODE OBYEKTIF
Stratifikasi ditentukan berdasar kriteria obyektif. Antara lain : jumlah pendapatan, lama atau tinggi pendidikan,jenis pendidikan. Biasanya keterangan demikian terkumpul sewaktu diadakan sensus.
Menurut penelitian (1954) di amerika serikat.dokter menempati kedudukan yang sangat tingg sama dengan Gubernur dan profesor sama tingginya dengan ilmuwan, anggota kongres, DPR.

2.METODE SUBYEKTIF
Golongan sosial dirumuskan menurut pandangan anggota masyarakat menilai dirinya dalam hirarki kedudukan dalam masyarakat.
dengan metode ini bisa diajukan pertanyaan ,menurut pendapat saudara termasuk golongan manakah saudar dinegeri ini, golongan atas, menengah atau rendah ?

3.METODE REPUTASI
Dikembangkan oleh W.L Warner cs. Metode ini memberi kesempatan pada orang dalam masyarakat itu sendiri untuk menentukan golonan mana-mana yang terdapat dalam masyarakat itu lalu mengidentifikasi anggota masyarakat ke golongan tertentu.
Bisa dikatakan tidak ada kriteria yang sama yang berlaku untuk menentukan golongan sosial dalam berbagai masyarakat didunia ini. Semisal kriteria penggolongan di desa berbeda dengan kriteria penggolongn di kota.
Dalam menganalisa masyarakat Warner menemukan 6 golongan yakni:
a.Upper-Upper
b.Lower-Upper
c.Upper-Middle
d.Lower-Middle
e.Upper-Lower
f.Lower-Lower
Keberata yang diajukan terhadap metode W.L Warner :
a.Metode ini hanya dapat digunakan bila masyarakat itu kecil sehingga masing-masing saling mengenal
b.Metode ini tidak menggambarkan struktur stratifikasi sosial yang sebenarnya dalam masyarakat kecil akan tetapi menurut pandangan golongan menengah dan golongan atas yang digunakan menjadi informan utama
c.Metode ini dinilai tidak cermat dan tidak akan memberikan hasil yang sama bila diterapkan oleh peneliti lain.

GOLONGAN SOSIAL SEBAGAI LINGKUNGAN SOSIAL

Golongan sosial menentukan lingkungan seseorang. Pengetahuan, kebutuhan dan tujuan, sikap, watak seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya.Sistem golongan sosial menimbulkan batas-batas dan rintangan ekonomi, kultural dan sosial yang mencegah pergaulan denga goongan - golongan lain.golongan sosial membatasi dan menentukan lingkungan belajar anak.
Orang yang termasuk golongan sosial yang sama cenderung bertempat tinggal di daerah tertentu. Misalkan orang golongan atas akan tinggal di daerah elite karena anggota golongan rendah tidak mampu tinggal di sana.Orang akan mencari pergaulan dikalangan yang dianggap sama golongan sosialnya.Namun demikian ada kemungkinan terjadi perpindahan sosial.

TINGKAT PENDIDIKAN DAN TINGAKAT GOLONGAN SOSIAL

Dalam berbagai studi, disebutkan tingkat pendidikan tertinggi yang didapatkan seseorang digunakan sebagai indeks kedudukan sosialnya.Menurut penelitian memang terdapat korelasi yang tinggi antara kedudukan sosial yang seseorang dengan tingkat pendidikanyang telah ditempuhnya,meski demikian pendidikan yang tinggi tidak dengan sendirinya menjamin kedudukan sosial yang tinggi. Korelasi antara pendidikan dan golongan sosial antara lainterjadi karena anak dari golongan rendah kebanyakan tidak melanjutkan pelajarannya sampai perguruan tinggi.Sementara orang yang termasuk golongan atas beraspirasi agar anaknya menyelesaikan pendidikan sampai perguruan tinggi.Orang yang berkedudukan tinggi, bergelar akademis, yang mempunyai penapatan besar tinggal dirumah elite dan merasa termasuk golongan atas akan mengusahakan anknya masuk universitas dan memperoleh gelar akademis.Sebaliknya anak yang orangtuanya buta huruf mencari nafkahnya dengan mengumpulkan puntung rokok , tinggal digubuk kecil, tak dapat diharapkan akan mengusahakan anaknya menikmati perguruan tinggi.
Ada 2 faktor yang mempengaruhi tingkat pendidikan seorang anak, Yaitu:
1.Pendapaan orangtua.
2.Kurangnya perhatian akan pendidikan dikalangan orangtua.
3.Kurangnya minat si anak untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

GOLONGAN SOSIAL DAN JENIS PENDIDIKAN

Golongan sosial tidak hanya berpengaruh terhadap tingginya jenjang pendidikan anak tetapi juga berpengaruh terhadap jenis pendidikan yang dipilih. Tidak semua orangtua mampu membiayai studi anaknya diperguruan tinggi.Pada umumnya anak-anak yang orangtuanya mampu, akan memilih sekolah menengah umum sebagai persiapan untuk belajar di perguruan tinggi.Sementara orangtua yang mengetahui batas kemampuan keuangannya akan cenderung memilih sekolah kejuruan bagi anaknya, dengan pertimbangan setelah lulus dari kejuruan bisa langsung bekerja sesuai dengan keahliannya.Dapat diduga sekolah kejuruan akan lebih banyak mempunyai murid dari glongan rendah daripada yang berasal dari golongan atas.
Karena itu sekolah menengah dipandang lebih tinggi statusnya daripada sekolah kejuruan.Demikian pula dengan mata pelajaran atau bidang studi yang berkaitan dengan perguruan tinggi dipandang mempunyai status yang lebih tinggi , misal matematika, fisika dipandang lebih tinggi daripada Tata buku.Sikap demikian bukan hanya terdapat dikalangan siswa tetapi juga dikalangan orangtua dan guru yang dengan sengaja atau tidak sengaja menyampaikan sikap itu kepada anak-anaknya.

BAKAT DAN GOLONGAN SOSIAL

berdasarkan penelitian tentang angka-angka murid menunjukkan bahwa angka-angka yang tinggi lebih banyak ditemukan pada murid dari golongan sosial yang tinggi.Kegagalan dalam pelajaran lebih banyak terdapat dikalangan murid dari golongan rendah. Walaupun dalam tes intelegensi ternyata kelebihan IQ anak-anak golongan atas, namun tak semua kegagalan dan angka - angka rendah yang kebanyakan dari anak golongan rendah dapat dijelaskan dengan IQ. Ini menandakan bahwa Iq mengandung unsur pengaruh lingkungan.Atas pengaruh lingkungan IQ dapat berubah. Lingkungan yang baik dapat meningkatkan IQ.
Pada umumnya ada perbedaan bakat atau pembawaan diantara ank-anak dari berbagai golongan sosial. Disamping itu terdapat pula perbedaan pula perbedaan minat mereka terhadap kurikulum yang berlaku dan motivasi untuk mencapai angka yang tertinggi. Guru-guru dapat memperhatikan bahwa banyak anak dari golongan rendah mempunyai perhatian yang kurang terhadap pelajaran akademis meskipun mempunyai IQ yang tinggi.Anak-anak dari golongan rendah biasanya turut mencari nafkah kjeluarga sehingga mengurangi minat belajar. Selain itu ada kemungkinan perbedan partisipasi anak-anak dari berbagai golongan sosial dalam berbagai kegiatan ekstra kurikuler yang memerlukan waktu dan biaya, seperti kegiatan olahraga, kemping, musik, seni lukis, kepranukaan dan sebagainya, kecuali bila diharuskan bagi semua siswa.


SOSIOMETRI

Dalam KBBI, Sosiometri adalah : teknik penelitian yang umumnya bertujuan untuk meneliti hubungan sosial psikologis antara individu di dalam suatu kelompok.
Biasanya metode ini dilakukan sbb. Kepada anak-anak diminta menulis nama satu orang dengan siapa dia duduk sebangku, dapat juga kita minta nama dua orang menurut prioritas anak itu bahkan ditambah dengan nama ank yang tidak disukai. Selain teman sebangku, juga bisa diganti dengan teman menonton, teman belajar, teman bermain dll. dari nama-nama yang ditulis dapat diolah menjadi sosiogram yang menunjukkan gambar diagram hubungan sosial dalam kelas.Anak yang paling dipilih diberi julukan " bintang ", anak yang tidak dipilih oleh siapapun disebut " isolate ". Selain itu bakal muncul dua orang yang saling memilih disebut " pair / pasangan ", kemudian tiga orang yang saling memilih disebut " triangle / segitiga " dan ditemukan juga satu kelompok yang erat hubungan anggotanya disebut " klik / clique ".

KESIMPULAN

1.Meski banyak yang bilang manusia dilahirkan dalam keadaan sama tetapi pada kenyataannya dijumpai ketidaksamaan disegala bidang yang dikelompokkan dalam stratifikasi sosial / penggolongan sosial .
2.Penggolongan sosial akan mempengaruhi lingkungan sosial , tingkat pendidikan, jenis pendidikan, bakat dan kelompok yang dipilih seseorang.
3.Meskipun realitanya masyarakat masih mengagung-agungkan penggolongan sosial tetapi harus kita pahami bahwa orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa.
4.Tidak selamanya orang dari golongan rendah ada dibawah, siapapun bisa mengubah golongan sosialnya dengan berbagai usaha yang nantinya akan dibahas oleh kelompok selanjutnya.Yakni tentang Mobilitas sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Dra.Mutamimah Budiwati, sosiologi,2004.yogyakarta,andi
departemen pendidikan dan kebudayaan kamus besar bahasa indonesia,balai pustaka jakarta,1989
prof.Dr.S.Nasution,Ma sosiologi pendidikan 2004 jakarta pt bumi aksara