Senin, 15 Maret 2010

Kerangka Masalah Metode Dakwah

SKEMA / KERANGKA MASALAH
MATA KULIAH METODE DAKWAH
"Bahaya TV Terhadap Perilaku Anak"

A. IDENTIFIKASI MASALAH / LATAR BELAKANG MASALAH

Dewasa ini banyak anak usia SD di daerah kami,yang perilakunya menyimpang dari norma kesopanan, kurang mengindahkan nasihat orang tua, konsumtif dan malas belajar serta berlagak bak selebritis. Mulai dari pakaian, gaya bicara, pergaulannya dengan lawan jenis, gaya rambut dll . Tentunya perilaku ini berbanding terbalik dari zaman dahulu dimana belum banyak kemajuan disana-sini. Hal ini wajar terjadi karena masa anak,adalah masa peniruan. Artinya, anak selalu belajar dari lingkungannya dengan cara meniru. Mereka dengan cepat akan meniru apa yang dilihatnya. Setelah kami perhatikan ternyata masalah tersebut salah satu diantaranya disebabkan oleh tayangan TV yang beragam atau bersifat global. Hampir setiap hari anak-anak didepan TV, pulang sekolah , jelang maghrib, bahkan belajarpun nyambi nonton TV. Mereka banyak meniru dari tayangan TV. Padahal tayangan sinetron, film horor, infotainment, iklan dan tayangan yang lain mengandung unsur keglamoran, kekerasan, jauh atau menyimpang dari ajaran Islam. Bahkan yang sangat mengherankan film kartun yang seolah-olah dikemas untuk anak-anak banyak mengandung adegan berbahaya dan adegan dewasa ( Cium, peluk dengan lawan jenis ). Tontonan seperti ini belum saatnya ditonton oleh mereka.

Hampir semua tayangan televisi tidak kondusif untuk anak-anak. Media TV banyak menampilkan 4S, yaitu Sensasi, yang banyak mengungkapkan gosip-gosip yang membentuk opini salah di pikiran pemirsanya. Sexualitas, yang terus menerus mengikis budaya sopan santun ketimuran bangsa kita. Kemudian Supranatural, yang akan menurunkan tingkat keimanan, juga membuat menjadi orang yang paranoid. S yang terakhir adalah Sadisme, yang mengajarkan bahwa penyelesaian masalah adalah kekerasan, sehingga tidak lagi mendengarkan suara hati nurani, bahkan anak SD pun sedang trend berkelahi sebagai solusi masalah yang dihadapinya.

Kalau kita perhatikan acara TV bisa dikelompokkan dalam 3 kategori: Aman, Hati-hati, dan Tidak Aman untuk anak.
• Acara yang ‘Aman’: tidak mengandung adegan kekerasan, seks, dan mistis. Acara ini aman karena kekuatan ceritanya yang sederhana dan mudah dipahami. Anak-anak boleh menonton tanpa didampingi. ( tidak mengandung 4S )
• Acara yang ‘Hati-hati’: isi acara mengandung kekerasan, seks dan mistis namun tidak berlebihan. Tema cerita dan jalan cerita mungkin agak kurang cocok untuk anak usia SD sehingga harus didampingi ketika menonton. ( 4S tak berlebihan )
• Acara yang “Tidak Aman”: isi acara banyak mengandung adegan kekerasan, seks, dan mistis yang berlebihan dan terbuka. Daya tarik yang utama ada pada adegan-adegan tersebut. Sebaiknya anak-anak tidak menonton acara ini. ( full 4S )

Dengan beberapa kategori diatas seharusnya orangtua mulai was-was ketika memberi keleluasaan terhadap anak-anak mereka menonton TV. Namun kenyataannya Orang tua terutama yang sibuk merasa nyaman jika anak-anaknya ada dirumah menonton TV. Pasalnya diamnya anak didepan TV dianggap lebih baik daripada anak keluyuran, selain itu orang tua bisa nyambi melakukan aktivitas lain tanpa hawatir keberadan anaknya.


B. SASARAN DAKWAH

Ø Orang Tua
Ø Anak-anak
Ø Remaja

C. METODE DAKWAH YANG DIGUNAKAN

Ø Bil Lisan
Ø Bil Hal

D. SOLUSI / ALTERNATIF PENYELESAIAN

Ø Mendampingi anak nonton TV
Ø Melanjutkan program pemerintah yaitu hari tanpa televisi
Ø Membagikan VCD Pendidikan, VCD agama seperti sholat, wudlu, kisah2 tauladan atau alat peraga bermain yng mendidik
Ø Membuka Les Ngaji atau les pengasah bakat lainnya
Ø Menciptakan kegiatan menarik dan mendidik (baktisos)
Ø Membuka Perpustakaan desa/perpustakaan lingkungan
Ø Wisata Religi


E. TUJUAN

Ø Meskipun banyak mengandung unsur 4S namun, masih ada beberapa acara yang berkategori aman atau hati-hati dimana orangtua perlu menemani anak untuk menonton acara tersebut, pasalnya orangtua bisa mengarahkan anak-anaknya andai ada adegan yang perlu penjelasan kusus. Sebelum memutuskan untuk menonton bersama alangkah lebih baik andai orang tua mendiskusikan acara-acara apa saja yang boleh dan tidak boleh ditonton oleh anak-anak.( mungkin dengan alasan membatasi jam menonton, alasan bahaya TV atau dengan dalih menghemat listrik).

Ø Program hari tanpa TV untuk membiasakan anak-anak mengatur waktu, memprioritaskan hal-hal yang penting seperti belajar dan mempunyai waktu lebih untuk bersosialisasi dengan keluarga.

Ø Dengan VCD pendidikan atau VCD agama anak-anak serasa menonton TV tapi sebenarnya ia belajar.Anak-anak bisa langsung mengambil hikmahnya, materipun sangat menyenangkan. Sementara dengan alat2 peraga anak mendapat kesempatan bermain yang melatih motorik (yang banyak bergerak), kognitif (yang mengembangkan pemikiran) dan sensori (tentang perasaan) serta bersosialisasi. Sehingga anak benar-benar berkembang secara optimal.

Ø Dengan munculnya les atau kursus anak-anak semakin sibuk dengan mengembangkan bakatnya tadi sehingga minim waktu untuk menonton TV, Ia akan semakin menekuni bakat dan keahlian yang ia miliki.( semisal kursus bhs.Inggris, kursus komputer, kursus musik dll )

Ø Kegiatan yang melibatkan anak-anak maupun orang tua (baktisos) akan menarik diikuti sehingga anak-anak lebih kreatif dan melatih kepedulian akan lingkungan sekitar.

Ø Hobi menonton TV bisa diganti kehal lain yakni membaca. Dengan adanya perpustakaan desa atau perpustakaan lingkungan memudahkan anak mencari bacaan yang dibutuhkan dan menyenangkan.

Ø Dengan wisata religi anak-anak bisa belajar langsung ketempat sejarah sehingga lebih mendalami makna dari wisata religi tersebut, tentu dengan bimbingan orang tua atau pak kyai.

F. KESIMPULAN

Mengingat masalah yang menjadi topik dalam dakwah cukup komplek berarti perlu adanya solusi yang cerdas dari seorang Da'i kepada Mad'u sehingga mad'u tidak merasa terbebani untuk menghilangkan kebiasaan menonton TV yang cukup berpengaruh terhadap anak-anak. Perlu adanya alternatif solusi bertahap yang nantinya secara tidak sadar membuat para muadi'u terbiasa dan sadar akan bahaya TV bagi perkembangan fisik, mental anak2 maupun anggota dalam keluarga itu sendiri. Tentu beberapa solusi yang ditawarkan tersebut tidak berjalan baik tanpa ada dukungan dari beberapa pihak. Berarti perlu adanya kerjasama antara orang tua dan masyarakat. perlu adanya konskuensi agar ada hari atau jam tanpa TV. Masyarakat harus mulai sadar dan kompak untuk menanggulangi bahaya TV. Nah dengan membangun iklim atau budaya seperti itu masyarakat semakin pintar menfilter dan bisa mengambil sisi manfaanya dari TV.



1 komentar:

  1. Best NFL betting sites in 2021 - Sporting100
    DraftKings has one of titanium trim hair cutter reviews the top sportsbooks on the list, 토토사이트 and columbia titanium jacket they're not only an titanium canteen excellent sports betting site to place samsung galaxy watch 3 titanium wagers but also one of the best in

    BalasHapus